Jakarta - Industri di Indonesia kian menunjukkan minat besar terhadap penggunaan energi hijau, seiring dengan semakin populernya Renewable Energy Certificate (REC) yang ditawarkan oleh PT PLN (Persero). Baru-baru ini, PLN melalui Unit Induk Distribusi (UID) Riau dan Kepulauan Riau berhasil menyalurkan 592 unit REC, yang setara dengan 592 Megawatt hour (MWh) listrik hijau, kepada PT Inecda Plantation. Ini menjadi langkah nyata dalam mendukung transisi energi bersih di sektor industri, Selasa, 4 Maret 2025.
PT Inecda Plantation, yang berlokasi di Indragiri Hulu, Riau, menunjukkan komitmennya untuk mengurangi emisi karbon dalam kegiatan operasionalnya. General Manager Inecda Plantation, Khamdi, menegaskan pentingnya langkah ini. "Kami berharap, kolaborasi bersama PLN ini dapat terus terjalin sehingga memberikan dampak baik melalui langkah-langkah yang mengedepankan prinsip bisnis berkelanjutan dan mengimplementasikan aspek-aspek Environmental, Social, and Governance (ESG) untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan mendukung Sustainability Development Goals (SDGs)," ujar Khamdi pada hari Selasa, 4 Maret 2025.
PLN menawarkan produk REC ini sebagai salah satu cara untuk mempercepat adopsi energi terbarukan di kalangan industri. Menurut General Manager PLN UID Riau dan Kepulauan Riau, Tonny Bellamy, REC adalah solusi inovatif bagi pelanggan baik individu maupun perusahaan yang ingin beralih dari energi konvensional ke energi hijau. "Lewat REC, para pelanggan juga dapat turut berpartisipasi dalam menurunkan emisi, mengubah dari energi kotor ke energi yang ramah lingkungan. Kami berkomitmen untuk menyediakan energi bersih untuk mendukung terciptanya green industry di Indonesia," jelas Tonny.
Produk REC dari PLN dijamin menggunakan energi dari sumber terbarukan dan diakui secara internasional. Setiap sertifikat REC merepresentasikan penggunaan listrik dari pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) atau nonfosil, yang dilacak melalui sistem APX Tradable Instrument for Global Renewables (TIGRs) dari Amerika Serikat. Sistem ini memastikan kepatuhan terhadap standar internasional dalam sertifikasi penggunaan energi hijau.
Inovasi ini tidak hanya membantu perusahaan dalam menurunkan jejak karbon mereka, tetapi juga meningkatkan daya saing sektor industri Indonesia, yang merupakan tulang punggung perekonomian nasional. Dengan penggunaan energi terbarukan yang semakin meningkat, industri di Indonesia dapat memenuhi tuntutan pasar internasional yang semakin fokus pada keberlanjutan dan efisiensi energi.
PLN, sebagai salah satu pelopor dalam transisi energi di Indonesia, terus berkomitmen untuk memperluas layanan listrik hijau yang bersumber dari pembangkit EBT. Antusiasme dari berbagai sektor industri terhadap penggunaan REC menunjukkan bahwa arah transisi energi ini sejalan dengan kebutuhan dunia usaha yang tengah bergerak menuju praktik bisnis yang lebih berkelanjutan.
Dengan semakin banyaknya industri yang beralih ke energi hijau, PLN tidak hanya menegaskan posisinya sebagai penyedia pelayanan listrik yang handal, tetapi juga sebagai mitra strategis dalam mendukung pembangunan ekonomi hijau di Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat memotivasi lebih banyak sektor industri untuk mengadopsi energi bersih, mendukung terciptanya lapangan kerja baru, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Kolaborasi antara PLN dan perusahaan seperti PT Inecda Plantation membuktikan bahwa sinergi antara penyedia layanan energi dan pelaku industri dapat menjadi pendorong utama dalam meraih tujuan keberlanjutan global. Semakin banyaknya perusahaan yang menggunakan REC, semakin besar pula kontribusi Indonesia dalam mengurangi emisi karbon global, mendukung pencapaian target iklim internasional, dan memajukan kebijakan energi terbarukan di Tanah Air.
Pada akhirnya, dengan dukungan teknologi dan komitmen kuat dari berbagai pihak, Indonesia memiliki peluang besar untuk memimpin dalam penggunaan energi terbarukan di Asia Tenggara, menjadikan energi hijau sebagai standar baru dalam industri, dan menguatkan posisinya di panggung global sebagai negara yang proaktif dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.