INVESTASI

Investasi 2024 di Jawa Tengah Lampaui Target: Capaian Mengesankan di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Investasi 2024 di Jawa Tengah Lampaui Target: Capaian Mengesankan di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
Investasi 2024 di Jawa Tengah Lampaui Target: Capaian Mengesankan di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

JAKARTA - Provinsi Jawa Tengah kembali mencatatkan prestasi gemilang dalam bidang investasi. Berdasarkan data yang dirilis oleh Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah, realisasi investasi untuk tahun 2024 mencapai angka Rp88,44 triliun. Capaian ini tidak hanya melampaui target yang ditetapkan sebesar Rp80,10 triliun, tetapi juga menunjukkan kenaikan signifikan sebesar 110,42 persen dari proyeksi sebelumnya.

Kepala DPMPTSP Jawa Tengah, Sakina Rosellasari, menjelaskan bahwa angka tersebut merupakan akumulasi dari realisasi penanaman modal asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN), yang dilaksanakan dari triwulan I hingga IV pada tahun 2024. Selain itu, sektor usaha menengah kecil (UMK) juga memberikan kontribusi yang signifikan. "Realisasi investasi ini merupakan hasil dari kerja keras berbagai pihak, baik dari PMA maupun PMDN, serta sektor UMK yang juga menyumbang Rp19,77 triliun," ujar Sakina saat ditemui di kantornya kemarin.

Data dari Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) mengungkapkan bahwa sektor industri tekstil berperan besar dalam pencapaian investasi ini, menjadikannya sektor dengan kontribusi tertinggi di Jawa Tengah. Sakina menambahkan, "Data tersebut menggunakan sistem Online Single Submission Risk Based Approach dari Kementerian Investasi dan Hilirisasi RI. Industri tekstil menjadi motor utama penanaman modal di Jawa Tengah."

Tidak hanya dari sisi sektor, potensi daerah ini juga terbukti menarik minat investor asing terutama dari Singapura, yang menjadi negara penyumbang modal terbesar. Disusul kemudian oleh Hongkong, Korea Selatan, Tiongkok, dan Thailand.

Pada tahun 2024, total terdapat 65.815 proyek yang berhasil menyerap tenaga kerja sebanyak 409.338 orang. Ini berarti terdapat peningkatan jumlah proyek sebesar 52,77 persen dan peningkatan serapan tenaga kerja sebesar 46,38 persen dibandingkan dengan tahun 2023.

"Angka ini membuktikan bahwa Jawa Tengah memiliki daya saing tinggi dalam menarik investasi dan menjadi salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang positif. Kami sangat optimis menyongsong tahun 2025," tambah Sakina.

Menghadapi tantangan di tahun mendatang, Sakina tetap percaya diri bahwa Jawa Tengah akan terus memperlihatkan kinerja cemerlang dalam bidang investasi. Target investasi untuk tahun 2025, menurutnya, masih menunggu keputusan dari Kementerian Investasi dan Hilirisasi serta gubernur terpilih. Meskipun demikian, Sakina optimis bahwa angka realisasi investasi minimal akan meningkat sebesar 10 persen. "Jika realisasi investasi saat ini mencapai Rp88,44 triliun, maka kami menargetkan untuk mencapai sekitar Rp97 triliun di tahun depan," ujarnya dengan optimis.

Kesuksesan dalam pencapaian investasi di Jawa Tengah ini tentu tidak terlepas dari dukungan pemerintah yang terus berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif dan menarik bagi para investor, baik asing maupun domestik. Hal ini juga didukung oleh ketersediaan infrastruktur yang memadai dan pertumbuhan tenaga kerja yang kompetitif.

Capaian ini sekaligus memberikan gambaran positif tentang prospek ekonomi Jawa Tengah di masa depan. Dengan kombinasi kebijakan yang tepat dan kerjasama lintas sektor, diharapkan Jawa Tengah akan terus menjadi destinasi investasi yang menjanjikan.

Melampaui target investasi di tengah tantangan global adalah prestasi yang patut dibanggakan, dan pastinya, menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia untuk terus berinovasi dan meningkatkan potensi ekonomi lokal. Dengan optimisme yang tinggi, Jawa Tengah siap menyambut tantangan investasi di tahun-tahun mendatang dengan keyakinan akan keberhasilan yang lebih besar.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index