Ekonomi

Stimulus Ekonomi Tambahan untuk Warga Miskin Siap Dieksekusi Oktober 2025

Stimulus Ekonomi Tambahan untuk Warga Miskin Siap Dieksekusi Oktober 2025
Stimulus Ekonomi Tambahan untuk Warga Miskin Siap Dieksekusi Oktober 2025

JAKARTA - Upaya pemerintah menjaga daya beli masyarakat miskin dan rentan terus berlanjut. Setelah meluncurkan paket stimulus ekonomi 8+4+5 pada September lalu, kini pemerintah memastikan stimulus tambahan akan segera dieksekusi pada akhir Oktober 2025. 

Kebijakan ini menjadi bentuk komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah tekanan global dan perlambatan daya beli.

Kabar ini disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, dalam acara Media Gathering APBN 2026, Kamis 9 Oktober 2025. Ia menyebut bahwa proses finalisasi stimulus tambahan tersebut sudah hampir selesai setelah menerima arahan langsung dari Presiden.

“Kemarin sudah dapat arahan dari Pak Presiden, juga kita segera finalkan dan kita harapkan ini mungkin mulai seminggu, dua minggu lagi, itu sudah eksekusi,” ujar Febrio.

Menurutnya, paket stimulus tambahan ini akan difokuskan pada upaya memperkuat daya beli masyarakat miskin dan rentan. Pemerintah menilai kelompok ini merupakan pihak yang paling terdampak oleh fluktuasi ekonomi dan kenaikan harga kebutuhan pokok.

Fokus Stimulus: Penguatan Daya Beli Masyarakat Miskin dan Rentan

Febrio menegaskan bahwa stimulus kali ini tidak hanya sekadar lanjutan dari kebijakan sebelumnya, melainkan memiliki fokus yang lebih tajam terhadap kesejahteraan masyarakat bawah.

“Ini sudah dapat arahan dari Pak Presiden, kita sedang finalisasi, akan ada insentif, khususnya bantuan untuk masyarakat miskin dan rentan untuk memperbaiki daya beli akan cukup besar. Sehingga nanti kita harapkan di kuartal IV, ini dampaknya akan cukup terasa,” tegasnya.

Kementerian Keuangan berharap agar stimulus tambahan ini dapat memberikan efek langsung terhadap konsumsi rumah tangga di triwulan IV tahun 2025, sekaligus menjadi penopang pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan pemerintah tetap berada di kisaran 5,2 persen.

Meskipun begitu, Febrio belum bersedia mengungkapkan detail mengenai bentuk dan besaran nilai insentif tambahan yang akan diberikan. Ia hanya memastikan bahwa penyaluran bantuan akan dilakukan secara cepat, tepat, dan tidak molor hingga tahun depan.

“Jangan sampai kita bikin segera stimulus ternyata nyampenya nanti baru tahun depan,” ucapnya.

Dikoordinasikan oleh Kemenko Perekonomian

Lebih lanjut, Febrio menjelaskan bahwa pengumuman resmi terkait paket stimulus tambahan ini akan dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengingat perancangan kebijakan tersebut dikoordinasikan di bawah Kemenko Perekonomian.

“Paket stimulus ekonomi tambahan ini akan diumumkan oleh Pak Menko Airlangga, karena memang ramuannya disiapkan dan dikonsolidasikan di sana,” kata Febrio.

Kementerian Keuangan sendiri berperan dalam memastikan kesiapan anggaran, mekanisme distribusi, dan efektivitas dampak fiskalnya agar bisa segera dirasakan masyarakat.

Purbaya Bocorkan Adanya Stimulus Gelombang III

Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa juga sempat membocorkan rencana adanya stimulus ekonomi gelombang III yang belum diumumkan ke publik.

 Menurutnya, stimulus baru tersebut akan berfungsi sebagai pelengkap kebijakan yang sudah berjalan, dengan sektor sasaran yang masih berkaitan erat dengan program sebelumnya.

“Yang gelombang ketiga ada lagi yang belum diumumkan. Nanti biar Pak Menko Perekonomian mengumumkan,” ujar Purbaya saat ditemui di Equity Tower, Jakarta.

Ia menambahkan, meski arah kebijakannya masih serupa dengan gelombang stimulus sebelumnya, namun ada sejumlah penyesuaian untuk memperkuat efektivitasnya.

“(Dari paket gelombang III dan IV) tambah sedikit, tambah lagi. Nanti Menko Perekonomian yang umumin, harusnya minggu depan atau hari Jumat ini. Ada yang diperkuat saja,” jelasnya.

Anggaran Belum Diungkap, Fokus pada Efektivitas Penyaluran

Baik Febrio maupun Purbaya sepakat untuk belum mempublikasikan angka pasti total anggaran yang akan digelontorkan dalam paket stimulus baru ini. Hal itu disebabkan karena pemerintah masih melakukan penghitungan akhir terhadap kebutuhan dan dampak fiskalnya.

“Saya lupa angka semuanya. Kan sana sini tambah-tambah terus, ada banyak lah,” tutur Purbaya sambil tersenyum.

Namun, jika melihat dari stimulus sebelumnya yang mencapai Rp16,23 triliun, maka stimulus gelombang ketiga ini diperkirakan akan memiliki porsi yang signifikan, mengingat fokusnya langsung pada penguatan konsumsi masyarakat berpenghasilan rendah.

Upaya Menjaga Stabilitas Ekonomi dan Ketahanan Sosial

Peluncuran stimulus tambahan ini menegaskan bahwa pemerintah masih berkomitmen menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional. Tekanan terhadap sektor konsumsi rumah tangga, yang menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia, menjadi alasan utama di balik percepatan kebijakan ini.

Selain itu, dengan meningkatnya risiko global seperti perlambatan ekonomi dunia dan ketidakpastian geopolitik, langkah antisipatif melalui stimulus fiskal menjadi penting untuk menjaga stabilitas sosial dan ekonomi di tingkat akar rumput.

Pemerintah juga berharap kebijakan ini dapat memperkuat program perlindungan sosial lainnya, seperti bantuan pangan, subsidi energi, dan dukungan UMKM, agar dampak yang dirasakan masyarakat bisa lebih merata dan berkelanjutan.

Kesimpulan

Dengan finalisasi yang hampir rampung dan arahan langsung dari Presiden, pemerintah menargetkan stimulus tambahan untuk masyarakat miskin dan rentan sudah bisa dijalankan pada akhir Oktober 2025.

Langkah ini diharapkan mampu menjadi booster ekonomi di kuartal IV sekaligus menjaga daya beli di tengah tekanan inflasi dan ketidakpastian global.

Kehadiran stimulus tambahan ini bukan hanya sekadar program bantuan, tetapi juga uji komitmen pemerintah dalam memastikan kebijakan fiskal dapat berjalan efektif, cepat, dan berpihak pada masyarakat yang paling membutuhkan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index