OJK

OJK Yakin Pasar Modal Indonesia Tetap Menjadi Sumber Pendanaan

OJK Yakin Pasar Modal Indonesia Tetap Menjadi Sumber Pendanaan
OJK Yakin Pasar Modal Indonesia Tetap Menjadi Sumber Pendanaan

JAKARTA - Pasar modal Indonesia terus menunjukkan ketahanan dan daya tariknya bagi perusahaan dan investor, meski menghadapi berbagai tantangan global dan domestik. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis, di tahun 2025 ini pasar modal akan tetap menjadi salah satu sumber pendanaan yang menarik sekaligus platform investasi yang potensial.

Deputi Komisioner Pengawas Pengelolaan Investasi Pasar Modal dan Lembaga Efek OJK, Eddy Manindo Harahap, menilai prospek kinerja pasar modal Indonesia cukup menggembirakan. Menurutnya, meski sempat terdampak dinamika perekonomian serta geopolitik, pasar modal tetap menunjukkan perkembangan positif. “Hingga akhir Agustus 2025, pasar modal Indonesia terus menunjukkan ketahanan dan perkembangan positif di tengah berbagai tantangan,” ujar Eddy dalam opening ceremony Public Expo Live 2025, Jakarta.

Salah satu bukti nyata adalah pencapaian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat menembus level tertinggi sepanjang masa (All-Time High/ATH) sebesar 8.022,76 pada 28 Agustus 2025, dengan nilai kapitalisasi pasar saham mencapai Rp14.377 triliun. Pencapaian ini menegaskan bahwa pasar modal Indonesia mampu menjaga stabilitasnya, bahkan di tengah ketidakpastian global.

Di sisi lain, OJK telah memberikan pernyataan efektif atas 144 pernyataan pendaftaran untuk penawaran umum hingga 29 Agustus 2025, dengan total nilai emisi mencapai Rp167,92 triliun. Dari jumlah tersebut, 16 merupakan emiten baru, terdiri dari 14 emiten saham dan 2 emiten efek bersifat utang atau sukuk. Hal ini menunjukkan adanya minat yang kuat dari perusahaan untuk menghimpun dana melalui pasar modal, sekaligus meningkatkan keberagaman instrumen investasi bagi publik.

Pertumbuhan investor juga menjadi indikator positif bagi pasar modal Indonesia. Hingga 2025, jumlah investor tercatat mencapai 18,02 juta, melampaui target tahunan, dengan tambahan lebih dari 2 juta investor hanya dalam enam bulan pertama. Lonjakan ini menunjukkan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berinvestasi, sekaligus memperkuat posisi pasar modal sebagai sumber pendanaan yang handal dan inklusif.

Meski optimistis, OJK menekankan pentingnya penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance (GCG). Eddy menegaskan bahwa seluruh emiten wajib menerapkan prinsip TARIF Transparancy, Accountability, Responsibility, Independence, dan Fairness. “Kami menyoroti prinsip transparansi dan tanggung jawab yang sangat relevan dengan kegiatan Public Expose,” jelasnya.

Transparansi berarti perusahaan tercatat harus memastikan dana yang dihimpun dari publik digunakan sesuai tujuan yang tercantum dalam prospektus. Tanggung jawab (responsibility) menekankan manajemen perusahaan terbuka harus menjaga kepercayaan publik, serta memastikan setiap langkah sejalan dengan prinsip tata kelola dan tujuan jangka panjang perusahaan. Penerapan kelima prinsip tersebut akan mendorong kepercayaan investor dan mendukung pertumbuhan pasar modal yang berkelanjutan.

Selain itu, Eddy menegaskan bahwa OJK akan terus memperkuat pengawasan terhadap penggunaan dana hasil penawaran umum. “Kami akan terus mendorong emiten untuk menjalankan rencana penggunaan dana sebaik-baiknya dan melaporkan secara transparan kepada publik,” tambahnya. Dengan mekanisme pengawasan ini, investor memiliki kepastian bahwa dana yang mereka investasikan digunakan secara tepat dan efisien.

Public Expo Live 2025 menjadi salah satu sarana penting bagi keterbukaan informasi perusahaan tercatat. Acara yang berlangsung selama empat hari ini memungkinkan investor mendapatkan informasi lengkap mengenai kinerja dan prospek ke depan 44 perusahaan tercatat. Informasi ini menjadi dasar bagi pengambilan keputusan investasi yang lebih bijak dan terinformasi.

Eddy menambahkan, kegiatan ini diharapkan menjadi momentum bagi perusahaan tercatat untuk meningkatkan keterbukaan informasi dan kualitas tata kelola. Dengan demikian, pasar modal Indonesia akan terus tumbuh, berdaya saing, dan memberikan kontribusi lebih besar bagi pembangunan ekonomi nasional.

Optimisme OJK juga sejalan dengan tren positif dalam jumlah emiten, investor, dan nilai transaksi. Meski pasar global dan domestik mengalami fluktuasi, pasar modal Indonesia terbukti mampu bertahan dan tetap menarik sebagai sarana pendanaan. Hal ini menegaskan posisi strategis pasar modal sebagai bagian penting dari perekonomian nasional, yang tidak hanya memberikan alternatif pembiayaan bagi perusahaan, tetapi juga peluang investasi yang menjanjikan bagi masyarakat luas.

Dengan landasan tata kelola yang kuat, transparansi yang tinggi, serta pengawasan yang konsisten, pasar modal Indonesia diprediksi akan terus tumbuh secara berkelanjutan. Investor dapat merasa lebih percaya diri menempatkan dana mereka, sementara perusahaan dapat memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pendanaan yang efisien dan kredibel.

Pada akhirnya, kombinasi antara ketahanan pasar, pertumbuhan investor, dan penerapan prinsip tata kelola yang baik diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus meningkatkan kepercayaan publik terhadap pasar modal. Optimisme ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki fondasi yang solid untuk menjadikan pasar modal sebagai pilar penting pembangunan ekonomi di era modern.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index