contraflow adalah

Contraflow adalah Bedanya dengan Sistem One Way dan Tipsnya

Contraflow adalah Bedanya dengan Sistem One Way dan Tipsnya
contraflow adalah

JAKARTA - Contraflow adalah rekayasa arus lalu lintas yang digunakan untuk mengurai kemacetan, khususnya di jalan padat seperti wilayah kota besar.

Macet memang menjadi persoalan umum yang hampir setiap orang temui, terlebih pada momen-momen tertentu seperti libur panjang atau perayaan hari besar keagamaan, misalnya saat Idul Fitri. 

Pada waktu-waktu seperti itu, volume kendaraan meningkat drastis dan menyebabkan kepadatan di sejumlah ruas jalan.

Untuk menanggulangi kondisi tersebut, pihak berwenang di bidang lalu lintas biasanya melakukan berbagai langkah antisipatif. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menerapkan rekayasa lalu lintas di titik-titik rawan kemacetan. 

Dua metode yang kerap digunakan dalam situasi seperti ini adalah sistem lajur berlawanan atau contraflow, serta sistem satu arah atau one way.

Di Indonesia, kedua metode ini masih dianggap cukup efektif untuk mengurangi antrean panjang kendaraan di jalur-jalur tertentu, khususnya saat terjadi lonjakan arus kendaraan. 

Bagi kamu yang ingin memahami lebih dalam tentang sistem ini, penting untuk mengetahui cara kerja dan tujuan dari masing-masing skema pengaturan jalan tersebut. 

Pada dasarnya, contraflow adalah salah satu solusi strategis dalam pengelolaan lalu lintas agar mobilitas masyarakat tetap lancar di tengah kepadatan yang tak terhindarkan.

Contraflow adalah

Contraflow adalah metode rekayasa lalu lintas yang dilakukan dengan mengalihkan sebagian arus kendaraan ke arah yang berlawanan saat terjadi kemacetan. 

Misalnya, ketika lajur ke arah timur mengalami antrean panjang sementara arah ke barat masih cukup kosong, maka sebagian jalur ke barat akan digunakan untuk mengakomodasi kendaraan yang menuju timur.

Dalam praktiknya, petugas lalu lintas akan membagi sebagian ruas jalan dari arah yang sepi untuk digunakan oleh kendaraan dari arah yang padat, tanpa harus sepenuhnya menutup jalur yang normal. 

Dengan cara ini, aliran kendaraan tetap berjalan dua arah, hanya saja sebagian pengemudi diarahkan menggunakan jalur lawan arah secara terbatas agar tidak mengganggu pengguna jalan dari arah sebaliknya.

Pengertian Sistem One Way

Selain contraflow, penerapan sistem one way juga sering digunakan di beberapa ruas jalan tertentu. 

Tidak seperti contraflow, sistem one way adalah pengaturan lalu lintas yang mengubah jalur yang awalnya dapat dilalui dari dua arah menjadi satu arah saja.

Tujuan dari penerapan metode satu arah ini adalah untuk meningkatkan efisiensi kapasitas jalan agar tidak terjadi kemacetan, terutama saat arus kendaraan sedang padat. 

Contohnya, ketika terjadi lonjakan volume kendaraan yang keluar dari Jakarta, sistem one way diberlakukan di ruas Tol Cikampek. 

Dalam kondisi ini, jalur tol yang sebelumnya bisa digunakan untuk arah masuk dan keluar Jakarta, hanya akan difungsikan untuk kendaraan yang meninggalkan Jakarta.

Perbedaan Contraflow dan Sistem One Way

Setelah memahami arti dari contraflow dan sistem one way, langkah selanjutnya adalah mengetahui perbedaan utama antara kedua teknik rekayasa lalu lintas yang sering diterapkan untuk mengurangi kemacetan di jalan-jalan tertentu.

Perbedaan paling mencolok terletak pada cara pemanfaatan lajur jalan. Pada sistem contraflow, sebagian ruas jalan dialihkan untuk arah berlawanan tanpa menutup seluruh lajur aslinya, sehingga kedua arah tetap bisa dilalui meski ruangnya dibagi.

Sementara itu, penerapan sistem one way berarti arah sebaliknya ditutup sepenuhnya, dan seluruh jalur hanya diperuntukkan bagi kendaraan dari satu arah saja.

Dengan kata lain, contraflow memungkinkan dua arah tetap berjalan meski salah satunya menggunakan jalur lawan arah secara terbatas, sedangkan one way menjadikan seluruh jalan hanya bisa dilintasi ke satu arah secara penuh.

Tips Berkendara Lebih Aman pada Jalur Contraflow

Walaupun tujuan utama dari sistem contraflow, yaitu untuk mengurangi kemacetan, para pengendara yang akan berpindah dari jalur normal ke lajur contraflow tetap perlu mengemudi dengan ekstra hati-hati dan waspada.

Hal ini penting karena kelalaian saat berkendara bisa menimbulkan risiko bahaya, baik bagi diri sendiri maupun pengguna jalan lainnya. 

Oleh sebab itu, ada beberapa panduan yang bisa kamu terapkan saat melewati jalur contraflow agar perjalanan tetap aman dan lancar.

1. Ketahui Informasi Jalur Contraflow

Sebelum berangkat, sebaiknya cari tahu terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan contraflow. Tak hanya itu, penting juga untuk mengetahui ruas jalan mana saja yang akan menerapkan sistem contraflow pada hari itu.

Memahami titik-titik lokasi contraflow sangat berguna agar tidak terjadi kesalahan informasi yang bisa memicu kecelakaan. 

Pasalnya, tidak semua jalur contraflow dilengkapi penanda seperti flex cone, yang biasanya digunakan sebagai indikator adanya rekayasa lalu lintas.

2. Masuk Jalur Contraflow dengan Waspada

Banyak insiden terjadi karena pengendara kurang berhati-hati saat memasuki jalur contraflow. Untuk itu, saat berpindah dari jalur biasa ke jalur contraflow, sebaiknya lakukan bersamaan dengan kendaraan lain.

Namun, jika harus masuk ke jalur contraflow secara sendirian, nyalakan lampu utama kendaraan sebagai sinyal bagi pengemudi dari arah berlawanan bahwa kamu sedang melewati lajur contraflow. 

Ini dapat membantu mengurangi risiko tabrakan serta meningkatkan kewaspadaan sesama pengendara.

3. Persiapkan Perpindahan Beberapa Kilometer Sebelumnya

Sebelum masuk ke jalur contraflow, pastikan kamu sudah siap dan mulai berpindah ke lajur kanan beberapa kilometer sebelumnya. Hal ini penting agar peralihan berjalan lancar dan tidak mengganggu kendaraan lain di sekitarmu.

4. Hindari Ngebut di Jalur Contraflow

Saat berada di lajur contraflow, sebaiknya hindari memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi. Pastikan tubuhmu cukup bertenaga agar tetap terjaga selama perjalanan. Apapun kondisinya, keselamatan berkendara harus selalu jadi prioritas.

5. Tetap Fokus Saat Berkendara

Perjalanan jauh membutuhkan konsentrasi penuh. Kehilangan fokus, meski hanya sebentar, bisa meningkatkan risiko kecelakaan, apalagi jika kamu sedang melalui jalur contraflow pada malam hari.

Agar tetap waspada, kamu bisa ajak teman atau anggota keluarga menemani perjalananmu. Obrolan ringan bisa membantu mengusir rasa kantuk dan menjaga perhatianmu tetap terjaga selama berkendara.

6. Istirahat Saat Lelah atau Mengantuk

Mengantuk saat berkendara merupakan salah satu faktor utama penyebab kecelakaan. 

Bahkan, risiko terjadinya kecelakaan bisa meningkat hingga empat kali lipat jika pengemudi dalam kondisi mengantuk, apalagi saat melewati jalur contraflow atau sistem one way.

Beberapa cara bisa dilakukan untuk melawan kantuk, seperti minum kopi atau mengunyah permen. Namun, jika tubuh sudah terasa sangat lelah, sebaiknya hentikan perjalanan sejenak. 

Cobalah menepi secara perlahan agar tidak menimbulkan bahaya bagi kendaraan lain di sekitar.

7. Pertahankan Jarak Aman

Menjaga jarak dengan kendaraan di depan merupakan hal penting bagi setiap pengendara. Idealnya, beri ruang sekitar 3 detik sebagai bentuk penerapan prinsip safety driving. 

Namun dalam praktiknya, tak sedikit pengemudi yang kerap mengabaikan aturan ini, terutama dalam kondisi jalan padat atau terburu-buru.

8. Arahkan ke Kiri Saat Darurat

Beragam situasi bisa terjadi di jalan raya. Jika tiba-tiba mobil di depan mengerem mendadak atau muncul potensi bahaya dari arah berlawanan, hindari membelokkan kendaraan ke arah kanan. 

Sebaliknya, lebih aman jika kamu membuang setir ke arah kiri. Pasalnya, sisi kanan biasanya dipenuhi kendaraan lain yang juga bergerak cepat, sehingga potensi tabrakan lebih besar jika manuver dilakukan ke arah tersebut.

9. Prioritaskan Jalur Normal Jika Tidak Mendesak

Jika perjalanan tidak dalam kondisi darurat, ada baiknya tetap menggunakan jalur biasa. Jalur contraflow memang dibuat sebagai solusi kemacetan, namun risiko kecelakaan cenderung lebih tinggi di jalur ini. 

Saran ini khususnya berlaku bagi mereka yang sudah menempuh perjalanan panjang dengan kondisi tubuh yang lelah.

Faktor Penyebab Terjadinya Kemacetan

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tujuan utama dari penerapan jalur contraflow maupun sistem one way adalah untuk mengurai kepadatan lalu lintas di titik-titik rawan kemacetan. 

Situasi seperti ini biasanya muncul saat masa mudik dan arus balik, sehingga diperlukan rekayasa lalu lintas seperti contraflow dan one way guna mengendalikan lonjakan volume kendaraan.

Terdapat beberapa faktor penyebab kemacetan, terutama saat hari besar seperti Hari Raya di Indonesia. Berikut ini adalah beberapa penyebab umum yang sering terjadi:

1. Melakukan Perjalanan di Akhir Pekan

Salah satu penyebab utama kemacetan di hari-hari besar adalah karena banyak pemudik yang memilih bepergian di akhir pekan. 

Biasanya, mereka ingin memanfaatkan sisa hari libur semaksimal mungkin, sehingga memilih pulang di penghujung masa libur.

Kondisi ini menyebabkan peningkatan jumlah kendaraan secara drastis, terutama menuju kota-kota besar seperti wilayah Jabodetabek. 

Akibatnya, jalan tol menuju kawasan tersebut, seperti Tol Cipali dan Tol Cikampek, sering mengalami kepadatan lalu lintas parah, terutama pada akhir pekan atau hari terakhir libur nasional.

2. Lupa Mengisi Saldo E-Toll

Tol dibangun sebagai solusi untuk menghindari kemacetan di jalur biasa. Namun kenyataannya, kemacetan juga bisa terjadi di tol, terutama saat periode libur panjang seperti Hari Raya.

Salah satu penyebab kemacetan di jalan tol adalah pengemudi yang lupa mengisi saldo kartu e-toll mereka. Padahal, di setiap pintu masuk tol biasanya sudah terdapat peringatan untuk memastikan saldo cukup.

Kini, sudah tersedia banyak fasilitas top up di area peristirahatan (rest area) yang bisa digunakan jika saldo menipis. 

Sayangnya, tidak sedikit pengemudi yang menyepelekan hal ini dan baru menyadari kekurangan saldo ketika sudah berada di tengah jalan atau di gerbang keluar tol.

Kondisi tersebut menyebabkan antrian panjang di gerbang tol karena kendaraan paling depan tidak bisa melanjutkan perjalanan.

Akibatnya, kemacetan yang seharusnya bisa dihindari dengan menggunakan jalan tol justru makin parah karena kelalaian kecil tersebut.

3. Memaksakan Kinerja Mobil Secara Berlebihan

Di sejumlah ruas tol, tak jarang terlihat banyak kendaraan yang berhenti di bahu jalan. Hal ini umumnya disebabkan karena mesin mobil mengalami overheat. 

Akibatnya, sisi terluar dari jalan tol tidak bisa digunakan dengan maksimal karena dipenuhi kendaraan yang mengalami gangguan mesin.

Mobil yang mengalami overheat biasanya memerlukan waktu cukup lama untuk beristirahat agar suhu mesinnya bisa kembali normal. 

Padahal kondisi seperti ini sebenarnya dapat dicegah jika pengemudi tidak memaksakan kendaraannya terus berjalan tanpa henti.

Jika rest area yang tersedia dalam kondisi penuh atau tidak beroperasi, maka langkah terbaik adalah keluar dari tol untuk beristirahat. 

Pihak kepolisian sebenarnya sudah sering memberikan imbauan agar pengendara selalu menjaga kondisi kendaraan dan tidak memaksakan perjalanan. 

Sayangnya, masih banyak yang mengabaikan imbauan tersebut, hingga akhirnya kendaraan mengalami overheat di tengah perjalanan.

4. Berhenti Terlalu Lama di Rest Area

Pada umumnya, di setiap rest area sudah terdapat ketentuan bahwa kendaraan hanya diperbolehkan berhenti selama maksimal 30 menit. 

Namun aturan ini seringkali diabaikan oleh para pengemudi, sehingga banyak yang memilih untuk beristirahat lebih lama dari batas waktu yang dianjurkan.

Petugas kepolisian kerap mengimbau para pengendara agar memilih keluar tol terlebih dahulu jika ingin beristirahat lebih lama. 

Ketika terlalu banyak kendaraan yang menempati rest area melebihi waktu yang ditentukan, kapasitas tempat pun menjadi penuh. Kondisi ini menyebabkan pengemudi lain yang hendak masuk ke rest area tidak memiliki ruang. 

Akhirnya, mereka memilih untuk berhenti di pinggir jalan tol sebagai alternatif tempat beristirahat. Namun, kebiasaan ini justru mengakibatkan penyempitan jalur dan memperparah kondisi kemacetan di jalan tol.

5. Gaya Mengemudi Zig-zag yang Memicu Kecelakaan

Salah satu penyebab kemacetan adalah perilaku mengemudi yang tidak tertib, seperti melaju dengan pola zig-zag. Gaya berkendara seperti ini dapat membahayakan pengguna jalan lainnya dan memperbesar risiko terjadinya kecelakaan.

Selain itu, penyempitan jalan juga menjadi salah satu faktor yang memperburuk kemacetan. 

Bahkan dalam beberapa kasus, ada pengemudi yang nekat menggunakan jalur yang tidak semestinya, sehingga menyebabkan insiden tabrakan dan menghambat arus lalu lintas secara keseluruhan.

Sebagai penutup, contraflow adalah rekayasa lalu lintas yang dibuat untuk mengurai kemacetan, namun tetap harus digunakan dengan hati-hati demi keselamatan bersama.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index