IHSG Dibuka Menguat, Optimisme Investor Dorong Pergerakan Saham Lokal

Rabu, 01 Oktober 2025 | 11:26:38 WIB
IHSG Dibuka Menguat, Optimisme Investor Dorong Pergerakan Saham Lokal

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memulai perdagangan hari ini dengan penguatan sebesar 0,36% atau naik 28,75 poin ke level 8.089,81.

Sebanyak 318 saham bergerak di zona hijau, 165 saham turun, dan 474 lainnya tidak mencatat perubahan harga. Nilai transaksi pasar tercatat mencapai Rp 1,32 triliun, dengan melibatkan 2,45 miliar lembar saham yang berpindah tangan dalam 138.800 kali transaksi. Aktivitas ini menunjukkan minat beli investor masih cukup kuat di awal perdagangan.

Optimisme investor domestik terlihat dari dominasi saham yang menguat, meskipun pasar global memperlihatkan pergerakan yang cenderung beragam. Hal ini memberikan sinyal bahwa IHSG masih mampu menjaga stabilitas di tengah tekanan eksternal.

Perbandingan dengan Bursa Asia Pasifik

Pergerakan IHSG berbeda arah dengan mayoritas indeks di kawasan Asia Pasifik. Indeks Nikkei 225 Jepang melemah 1,05%, sementara indeks Topix turun lebih dalam sebesar 1,52%. Tekanan tersebut datang dari pelemahan sektor teknologi dan keuangan di Jepang.

Sebaliknya, indeks Kospi Korea Selatan naik 0,68% dan Kosdaq menguat 0,77%, didorong oleh penguatan saham teknologi. Pasar Australia juga mencatat pelemahan, dengan indeks S&P/ASX 200 terkoreksi 0,25% di awal perdagangan.

Sementara itu, bursa saham di China daratan dan Hong Kong tidak beroperasi karena adanya perayaan hari raya nasional. Kondisi ini membuat volume perdagangan di kawasan Asia sedikit berkurang.

Sentimen Domestik Jadi Penggerak IHSG

Pasar keuangan dalam negeri, baik IHSG maupun rupiah, diperkirakan masih akan bergerak dinamis. Sejumlah rilis data ekonomi nasional seperti inflasi, neraca dagang, hingga Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur akan memberikan arah pergerakan pasar pada hari ini.

Faktor domestik tersebut menjadi penopang penting, di tengah kondisi global yang penuh ketidakpastian. Investor cenderung menunggu hasil rilis data untuk menentukan strategi lanjutan.

Kondisi ini sekaligus menunjukkan bahwa investor domestik berperan besar dalam menjaga pergerakan IHSG tetap stabil, meskipun sentimen dari luar negeri sedang bergejolak.

Tantangan Global dari Amerika Serikat

Selain faktor dalam negeri, pasar juga diwarnai oleh ketidakpastian dari Amerika Serikat. Presiden Donald Trump berencana memberlakukan tarif baru terhadap mitra dagangnya hingga mencapai 50%. Kebijakan ini berpotensi menekan perdagangan global dan memberi dampak pada sentimen pasar.

Selain itu, isu terkait potensi shutdown pemerintahan AS masih menjadi sorotan utama. Jika tidak ada kesepakatan pendanaan, maka operasi sebagian lembaga pemerintah terancam berhenti sementara.

Menurut Congressional Budget Office (CBO), sekitar 750.000 pegawai federal berpotensi diliburkan sementara dengan biaya gaji harian yang diperkirakan mencapai $400 juta. Dampak shutdown ini bisa berubah setiap hari sesuai kebijakan instansi terkait.

Hingga dini hari waktu Indonesia, senator AS masih melakukan voting untuk proposal sementara agar pemerintah tetap berjalan. Namun, RUU yang diajukan Demokrat gagal lolos dengan hasil 53 menentang dan 47 mendukung, jauh dari syarat 60 suara yang dibutuhkan.

Partai Republik diperkirakan akan mengajukan proposal alternatif, meski kemungkinan besar hasilnya sama. Deadline keputusan mengenai shutdown akan diketahui pada sekitar pukul 11.00 WIB, dan hal ini menjadi perhatian investor global.

Optimisme Tetap Terjaga di Tengah Ketidakpastian

Meskipun tekanan global masih tinggi, penguatan IHSG di awal perdagangan memberi sinyal bahwa pasar modal Indonesia cukup solid. Peran investor domestik menjadi kunci dalam menjaga momentum positif ini.

Sebanyak 318 saham yang bergerak di zona hijau menjadi cerminan bahwa pelaku pasar masih percaya terhadap prospek ekonomi dalam negeri. Stabilitas ekonomi makro serta dukungan kebijakan pemerintah ikut memperkuat optimisme.

Ke depan, investor diharapkan terus mencermati perkembangan data ekonomi nasional serta isu global. Kombinasi antara faktor domestik dan eksternal akan tetap menjadi penggerak utama arah IHSG.

Dengan demikian, meski risiko global masih membayangi, pasar saham Indonesia memiliki peluang untuk tetap stabil dan tumbuh berkat dukungan kuat dari investor lokal.

Terkini