BATUBARA

Emiten Energi dan Batubara Menyiapkan Capex: Analis Rekomendasikan Saham Pilihan untuk 2025

Emiten Energi dan Batubara Menyiapkan Capex: Analis Rekomendasikan Saham Pilihan untuk 2025
Emiten Energi dan Batubara Menyiapkan Capex: Analis Rekomendasikan Saham Pilihan untuk 2025

JAKARTA  - eiring dengan laporan kinerja keuangan 2024 yang baru saja dirilis, banyak emiten dari sektor energi dan pertambangan mengumumkan panduan belanja modal atau capital expenditure (capex) mereka untuk tahun 2025. Para ahli dan analis pasar memberikan rekomendasi saham untuk beberapa emiten yang diprediksi akan menunjukkan kinerja optimal setelah menganggarkan capex mereka.

Salah satu emiten yang menjadi perhatian adalah PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) dari grup Adaro milik Garibaldi "Boy" Thohir. ADRO telah menyiapkan capex antara US$ 475 juta dan US$ 525 juta untuk tahun ini, sebuah jumlah yang diproyeksikan lebih moderat dibandingkan realisasi capex tahun sebelumnya sebesar US$ 514 juta. Anggaran capex tahun ini dimaksudkan untuk investasi ekuitas pada proyek-proyek anak perusahaan seperti PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR).

PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) juga terlibat aktif dengan alokasi capex hingga US$ 325 juta di 2025, ditujukan untuk proyek penting seperti smelter Kalimantan Aluminium Industry. Sementara itu, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) merencanakan capex antara US$ 250 juta hingga US$ 300 juta untuk bisnis batubara termal. Meskipun angka ini menurun dibandingkan realisasi 2024, ADMR dan AADI sebelumnya mencatat kenaikan yang substansial, masing-masing sebesar 202,70% dan 36,02%.

Emiten lain yang mengambil langkah ekspansif adalah PT Bayan Resources Tbk (BYAN) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO). BYAN meningkatkan capex menjadi antara US$ 200 juta dan US$ 300 juta, lebih tinggi daripada realisasi US$ 160,7 juta pada tahun sebelumnya. Sementara itu, INCO melakukan peningkatan signifikan dalam alokasi capex, yaitu dari US$ 332,1 juta pada 2024 menjadi sekitar US$ 700 juta di 2025, untuk pengembangan area tambang yang baru.

Rencana belanja modal juga datang dari PT Harum Energy Tbk (HRUM) dengan capex sebesar US$ 400 juta, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mengalokasikan US$ 338 juta, PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) dengan US$ 70 juta, dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dengan US$ 65 juta. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) menggelontorkan US$ 400 juta untuk bisnis minyak dan gas, serta US$ 30 juta lainnya untuk ketenagalistrikan. Capex PT United Tractors Tbk (UNTR) diketahui stabil pada angka US$ 1 miliar.

PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) dari sektor kelapa sawit telah menganggarkan sekitar Rp 3 triliun sebagai capex untuk 2025, bertujuan memperkuat kapasitas produksi dan logistik.

Menurut Oktavianus Audi, Vice President Marketing Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, rencana capex dari banyak emiten tergolong konservatif. "Faktor ekonomi masih penuh tantangan di tengah ketidakpastian global akibat kebijakan tarif dan moneter yang berpotensi menghambat pertumbuhan. Jadi, selain ekspansi, menjaga stabilitas arus kas tetap penting," tutur Audi kepada Kontan.co.id.

Senada dengan Audi, Agung Ramadoni, Head of Investment Heksa Solution, menyebutkan bahwa kehati-hatian menjadi prioritas para emiten di tengah ketidakpastian ekonomi global dan domestik. Sementara itu, Praska Putrantyo, CEO Edvisor Profina Visindo, menekankan pentingnya perhatian pada harga komoditas dan kebijakan dalam negeri yang mempengaruhi strategi belanja modal emiten. "Capex emiten tampak masih konservatif mengingat tantangan ekonomi dalam jangka pendek hingga menengah," jelas Praska.

Reza Priyambada, Direktur Reliance Sekuritas Indonesia, juga mengingatkan bahwa respons pasar cenderung menunggu realisasi capex dan progres proyek secara kuartalan. "Misalnya jika sampai kuartal ketiga sudah terserap 80% hingga 90%, menjadi sentimen positif bagi pasar," ungkapnya.

Di antara emiten yang sudah mengumumkan rencana capex, saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) menjadi rekomendasi unggulan dari para analis. Audi, misalnya, merekomendasikan buy untuk saham INCO, PGAS, MEDC, dan HRUM.

Dengan situasi ekonomi yang tidak menentu, para investor tentu menyimak dengan cermat perkembangan ini, menanti realisasi capex dan dampak yang dihasilkan bagi peningkatan kinerja serta nilai saham di pasar.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index