Jakarta - Indonesia mencatatkan penurunan nilai ekspor ke Aljazair pada tahun 2023, dengan total nilai mencapai US$ 296,84 juta. Data ini menunjukkan penurunan sebesar 1,84% dibandingkan dengan nilai ekspor tahun sebelumnya yang tercatat senilai US$ 302,41 juta. Meskipun demikian, tren ekspor ke Aljazair dalam satu dekade terakhir menunjukkan peningkatan secara keseluruhan dengan angka terendah mencapai US$ 133,71 juta dan tertinggi pada US$ 302,41 juta, Jumat, 7 Maret 2025.
Dari total 97 produk yang diekspor ke Aljazair, 35 di antaranya bernilai lebih dari satu miliar dolar. Menurut data yang diperoleh dari Trademap, Indonesia secara konsisten mengekspor 39 produk utama ke Aljazair setiap tahun, menandai pentingnya hubungan perdagangan antara kedua negara. Sebagian besar produk ini dikenal sebagai andalan Indonesia dalam mengekspor ke negara-negara lain juga.
Lima Produk Utama Indonesia untuk Aljazair
Berikut adalah lima produk utama yang diekspor Indonesia ke Aljazair, dirangkum berdasarkan nilai transaksi terbesar:
1. Lemak dan Minyak Hewan, Sayuran atau Mikroba serta Produk Belahannya (Kode HS 15)
Produk dari kelompok lemak dan minyak, termasuk dan disertai produk belahan, menduduki posisi teratas dengan total ekspor sebesar US$ 214,34 juta. Namun, nilai ini mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mampu mencapai US$ 229,29 juta. Produk ini mencerminkan komoditas utama ekspor Indonesia ke Aljazair.
2. Kopi, Teh, Maté, dan Rempah-rempah
Di posisi kedua, kopi, teh, maté, dan rempah-rempah menjadi salah satu produk ekspor andalan dengan nilai US$ 13,95 juta untuk tahun 2023. Nilai ini jauh di bawah tahun sebelumnya yang berhasil menorehkan angka US$ 25,945 ribu. Produk ini tetap berperan penting dalam perdagangan antara Indonesia dan Aljazair.
3. Mesin dan Peralatan serta Bagian Listrik
Ekspor mesin, peralatan dan bagian listrik mencatat angka US$ 10,43 juta pada tahun 2023, menjadikannya salah satu sektor ekspor utama Indonesia ke Aljazair. Selain Aljazair, Indonesia juga mengekspor produk ini ke negara-negara seperti Cina, Amerika Serikat, Jerman, dan Singapura.
4. Produk Farmasi
Di tempat keempat, produk farmasi Indonesia mencatatkan ekspor sebesar US$ 9,98 juta di tahun 2023. Negara lain yang turut menjadi tujuan ekspor produk farmasi Indonesia meliputi Amerika Serikat, Jerman, Belgia, Swiss, dan Cina.
5. Sabun dan Agen Aktif Permukaan Organik, Persiapan Cuci, Persiapan Pelumas, Buatan
Produk ini menunjukkan peningkatan dengan nilai US$ 8,67 juta di tahun 2023, naik dari US$ 4,563 ribu pada periode sebelumnya. Ekspor sabun dan produk terkait juga ditujukan ke Jerman, Amerika Serikat, Cina, Perancis, dan Inggris.
Pernyataan Narasumber
Menurut seorang analis perdagangan internasional yang tidak ingin disebutkan namanya, "Penurunan ini mencerminkan tantangan-tantangan yang sedang dihadapi oleh sektor ekspor Indonesia, termasuk fluktuasi harga komoditas global dan dinamika pasar yang terus berkembang." Dia menambahkan pula bahwa diversifikasi produk dan peningkatan kualitas merupakan langkah penting untuk meningkatkan daya saing Indonesia di pasar internasional.
Meskipun terjadi penurunan, diversifikasi produk dan hubungan perdagangan yang telah terjalin kuat menjadi landasan bagi prospek positif dalam menghadapi tantangan global di tahun-tahun mendatang. Pemerintah diharapkan terus memfokuskan strategi dalam meningkatkan kualitas dan variasi produk ekspor Indonesia guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.
Eksplorasi pasar baru dan peningkatan hubungan dagang yang strategis dinilai penting dalam mengatasi penurunan nilai ekspor saat ini. Di sisi lain, kehadiran produk-produk unggulan memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk terus memperkuat posisinya di pasar Aljazair dan negara-negara lainnya di masa depan.