JAKARTA - Dalam lanskap digital yang berkembang pesat, kebutuhan terhadap sistem keamanan siber yang tangguh menjadi semakin mendesak.
RDS Group melihat momentum ini sebagai peluang strategis untuk memperkuat pijakannya di industri keamanan siber nasional melalui anak usahanya, RDS System Integration (BION).
Langkah tersebut tidak hanya berorientasi pada bisnis, tetapi juga menjadi bagian dari kontribusi perusahaan dalam mendukung ketahanan digital Indonesia di tengah derasnya arus transformasi ekonomi berbasis data.
Melalui konsep Zero Trust, RDS Group berupaya menciptakan ekosistem keamanan digital yang lebih adaptif, terintegrasi, dan mampu menjawab kebutuhan lintas sektor — mulai dari pemerintahan, keuangan, asuransi, hingga layanan publik.
“Perlindungan data kini tidak lagi sekadar kepatuhan regulasi, melainkan bagian dari strategi bisnis yang menentukan daya saing perusahaan,” ujar General Manager RDS System Integration, Linda Kristianto, dalam wawancara.
Menurut Linda, dunia digital modern menuntut pendekatan baru terhadap keamanan. Prinsip dasar Zero Trust yang berlandaskan never trust, always verify menjadi kunci dalam membangun sistem pertahanan siber yang berlapis dan responsif.
Dalam pendekatan ini, setiap akses — baik dari internal maupun eksternal — harus melalui verifikasi ketat sebelum diberi izin untuk terhubung ke jaringan utama.
Langkah ini, kata Linda, semakin relevan di tengah meningkatnya frekuensi serangan siber dan kebocoran data yang melibatkan berbagai sektor strategis.
Baik institusi pemerintah maupun korporasi swasta kini menghadapi risiko yang sama: menjaga kepercayaan pengguna dan keamanan data di tengah ancaman digital yang semakin canggih.
Tantangan Baru Dunia Integrasi Sistem
Linda menjelaskan, tantangan dalam dunia system integration kini jauh lebih kompleks dibanding satu dekade lalu. Transformasi digital masif di berbagai lini bisnis menuntut perusahaan teknologi untuk terus beradaptasi dan berinovasi secara cepat.
“Masalah di dunia teknologi saat ini tidak sederhana. Solusi yang dihadirkan harus dinamis dan mampu beradaptasi dengan perubahan zaman,” tuturnya.
Di tengah kompleksitas tersebut, RDS Group tidak hanya berperan sebagai penyedia solusi teknologi, tetapi juga sebagai mitra strategis yang membantu perusahaan lain memahami dan memitigasi risiko digital mereka.
Pendekatan ini membawa nilai tambah bagi klien karena solusi yang dihadirkan tidak bersifat reaktif, melainkan proaktif dan berorientasi jangka panjang.
Pendekatan Tiga Pilar RDS dalam Keamanan Siber
Untuk mewujudkan strategi keamanan yang menyeluruh, RDS System Integration membangun solusi berbasis tiga pilar utama: preventif, kuratif, dan berkelanjutan.
Preventif:
Pilar ini menitikberatkan pada penerapan Zero Trust Access, pengamanan jaringan, dan perlindungan endpoint. Tujuannya adalah mencegah potensi ancaman sebelum berhasil menembus sistem internal perusahaan.
Dengan sistem ini, setiap aktivitas pengguna dipantau dan diverifikasi untuk memastikan tidak ada akses tidak sah yang lolos ke jaringan utama.
Kuratif:
Melalui real-time monitoring, RDS dapat mendeteksi aktivitas anomali sejak dini.
Sistem keamanan juga dilengkapi dengan Cyber Recovery Vault, sebuah data vault terisolasi yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan aman untuk pemulihan data jika terjadi serangan. Dengan ini, perusahaan bisa melakukan recovery lebih cepat dan meminimalkan dampak gangguan operasional.
Berkelanjutan:
Pilar terakhir menekankan pentingnya membangun sistem keamanan yang tidak hanya melindungi, tetapi juga terus berkembang.
RDS membantu klien merancang strategi mitigasi risiko menyeluruh — mulai dari pencegahan, penanganan, hingga pemulihan pasca insiden — sehingga sistem keamanan dapat beroperasi adaptif terhadap ancaman baru yang bermunculan.
“Pendekatan berlapis ini memastikan keamanan tidak berhenti di satu titik, melainkan menjadi proses berkesinambungan yang terus dievaluasi dan diperbarui,” jelas Linda.
Misi Besar: Membentuk Ekosistem Teknologi Inklusif
Bagi Linda, teknologi bukan hanya tentang inovasi dan efisiensi, tetapi juga tentang dampak. Ia menilai, perusahaan teknologi memiliki tanggung jawab sosial untuk membuka ruang partisipasi lebih luas bagi talenta digital, termasuk perempuan, dalam membangun masa depan industri teknologi Indonesia.
“Teknologi harus inklusif. Saya ingin lebih banyak perempuan terlibat dan memimpin proyek-proyek strategis di bidang teknologi, karena keberagaman perspektif justru memperkaya solusi yang dihasilkan,” tegasnya.
RDS Group pun berkomitmen membangun ekosistem yang mendukung kolaborasi lintas disiplin dan lintas gender.
Dengan memperkuat sinergi antara keamanan siber dan integrasi sistem, perusahaan berharap dapat mempercepat adaptasi digital nasional dengan tetap menjunjung tinggi aspek keamanan dan kepercayaan publik.
Menatap Masa Depan Keamanan Digital Indonesia
Dalam konteks ekonomi digital yang semakin terhubung, pendekatan seperti yang diusung RDS Group menjadi sangat krusial. Tanpa sistem keamanan yang kuat, transformasi digital justru bisa berbalik menjadi ancaman bagi stabilitas bisnis dan kepercayaan masyarakat.
Dengan strategi berbasis Zero Trust dan fondasi teknologi terintegrasi, RDS Group tidak hanya memperkuat posisinya di industri keamanan siber nasional, tetapi juga berkontribusi langsung pada visi besar Indonesia menuju ekonomi digital yang tangguh dan berdaya saing global.
“Pada akhirnya, tujuan kami sederhana — menciptakan dunia digital yang lebih aman, di mana setiap organisasi dapat berinovasi tanpa takut akan risiko siber,” tutup Linda Kristianto.