Pembiakan Sapi Hidup

Pemerintah Dorong Pembiakan Sapi Hidup untuk Peternak Lokal

Pemerintah Dorong Pembiakan Sapi Hidup untuk Peternak Lokal
Pemerintah Dorong Pembiakan Sapi Hidup untuk Peternak Lokal

JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menegaskan pemerintah akan mendorong pengadaan sapi hidup dan pembiakan di dalam negeri.

Langkah ini diambil agar peternakan lokal berkembang dan ekonomi desa dapat tumbuh. Kebijakan ini menjadi alternatif dari pengadaan daging beku yang selama ini banyak diimpor. Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menyatakan pemerintah ingin fokus pada sapi hidup, bukan daging siap konsumsi.

Tujuannya adalah menciptakan rantai ekonomi di tingkat pedesaan, mulai dari pembiakan, penggemukan, hingga distribusi. Kebijakan ini diharapkan memberi dampak ekonomi lebih luas dibanding pengadaan daging beku semata.

Pengurangan Impor dan Peningkatan Mandiri

Arief menambahkan, pemerintah tetap membuka keran impor sesuai kebutuhan. Namun, jika produksi dalam negeri mencukupi, kuota impor akan dikurangi. “Kalau sudah dibatasi di dagingnya, sapinya diperbesar. Kalau tidak begitu, peternakan kita tidak berkembang,” jelasnya.

Pendekatan ini diharapkan mendorong kemandirian pangan sekaligus menekan ketergantungan pada daging beku dari luar negeri. Pemerintah akan menyesuaikan pengurangan kuota impor berdasarkan neraca pangan yang dihitung secara berkala. Hal ini menjadi strategi untuk menjaga stabilitas pasokan daging dalam negeri.

Proyeksi Produksi dan Kebutuhan Daging

Menurut Bapanas, produksi daging sapi/kerbau domestik sepanjang 2025 diperkirakan mencapai 555.100 ton. Angka ini meningkat 17,8 persen dibanding 2024 yang sebesar 471.200 ton. Meski demikian, proyeksi kebutuhan nasional diperkirakan 766.900 ton, sehingga masih terdapat defisit yang perlu ditutupi.

Pemerintah menekankan produksi dalam negeri harus diutamakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan menggalakkan pembiakan dan penggemukan sapi hidup, dampak ekonomi tidak hanya pada pasokan pangan, tetapi juga tercipta lapangan kerja di sektor peternakan.

Kebijakan ini diyakini dapat mendorong pembangunan ekonomi lokal yang lebih merata.

Pengembangan Peternakan Desa

Lebih jauh, pemerintah berencana membudidayakan sapi hidup melalui jaringan Koperasi Desa/Kelurahan (KopDes/Kel) Merah Putih. Setiap desa diharapkan memelihara sapi hidup agar peternak dapat memperoleh keuntungan langsung dari pembiakan dan penggemukan ternak.

Arief mencontohkan, jika setiap desa membeli sejumlah sapi, dalam 3–5 bulan populasi bisa meningkat signifikan. Hal ini memungkinkan petani meraih keuntungan berlipat dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.

Langkah ini diharapkan menjadi model pemberdayaan peternakan rakyat yang berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan impor.

Dengan strategi pengembangan sapi hidup ini, pemerintah tidak hanya fokus pada pemenuhan kebutuhan daging, tetapi juga mendorong keberlanjutan ekonomi pedesaan. Pembiakan dan penggemukan ternak lokal diharapkan memberikan manfaat ganda: menjaga ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan peternak.

Kebijakan ini juga sejalan dengan visi pembangunan berkelanjutan, di mana kemandirian pangan menjadi prioritas. Dukungan pemerintah melalui KopDes/Kel Merah Putih menjadi fondasi agar peternakan rakyat bisa berkembang secara mandiri, sekaligus menekan defisit daging dan membuka peluang usaha baru di pedesaan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index