Pasar Modal

Investor Lokal Ambil Peran Strategis Perkuat Arah Pasar Modal Indonesia

Investor Lokal Ambil Peran Strategis Perkuat Arah Pasar Modal Indonesia
Investor Lokal Ambil Peran Strategis Perkuat Arah Pasar Modal Indonesia

JAKARTA - Pertumbuhan jumlah investor domestik di pasar modal Indonesia terus menunjukkan perkembangan signifikan.

Optimisme tinggi muncul bahwa dalam beberapa tahun ke depan, dominasi investor lokal bisa mencapai 60 hingga 70 persen. Direktur PT Rumah Para Pedagang, Kiswoyo Adi Joe, menilai tren ini wajar dan sejalan dengan pola yang terjadi di berbagai bursa global.

“Jadi saya lihat ke depannya mungkin domestik bisa sampai 60%. Malah mungkin bisa 70%. Karena ini adalah normalnya seperti ini,” ungkap Kiswoyo saat berbicara dalam sebuah agenda pasar modal.

Kehadiran investor lokal yang semakin kuat diharapkan mampu memberi stabilitas lebih besar pada pasar modal Indonesia. Dengan begitu, ketergantungan terhadap modal asing bisa berangsur berkurang.

Dukungan Dana Besar dari Lembaga Nasional

Kiswoyo menegaskan, kondisi pasar modal Indonesia masih cukup kuat meskipun terjadi aksi penarikan dana oleh investor asing. Sejak awal tahun, total dana asing yang keluar dari pasar saham tercatat belum mencapai Rp 70 triliun.

Namun, ia menyoroti adanya cadangan dana besar dari lembaga nasional yang mampu menutup celah itu. BPJS Ketenagakerjaan, misalnya, masih memiliki kelebihan dana lebih dari Rp 70 triliun. Selain itu, Danantara juga baru saja menerima dividen sekitar Rp 90 triliun.

“Jadi asing keluar itu sebetulnya sudah ter-backup sama BPJS Ketenagakerjaan dan Danantara. Apakah masih lebih. Belum lagi ditambah dengan dana-dana lainnya. Seperti ada cashpoint dan dana-dana yang besar lainnya,” jelas Kiswoyo.

Ketersediaan dana besar ini membuat posisi investor domestik semakin strategis. Dukungan institusi lokal dipandang mampu menjaga likuiditas pasar sekaligus memberi rasa percaya diri bagi investor ritel.

Perbandingan dengan Bursa Asia

Dalam paparannya, Kiswoyo membandingkan struktur kepemilikan saham di Bursa Efek Indonesia dengan bursa-bursa besar di Asia. Ia mencontohkan Hang Seng di China, Nikkei di Jepang, dan Kospi di Korea Selatan. Di ketiga bursa tersebut, investor domestik menjadi pengendali utama.

“Karena kalau kita tahu di Hang Seng ataupun di Nikkei ataupun Kospi, itu domestiknya megang kendali. Jadi ketika domestiknya lagi mau jualan besar, asing juga gak bisa apa-apa,” ujarnya.

Kondisi serupa diharapkan juga dapat tercipta di pasar modal Indonesia. Jika basis investor lokal semakin kuat, maka gejolak akibat arus keluar masuknya modal asing bisa ditekan. Dengan begitu, pasar modal lebih tahan terhadap guncangan global.

Perbandingan ini menjadi dorongan tambahan agar Indonesia memperluas basis investor lokal. Keberadaan investor domestik yang solid akan menempatkan pasar modal sebagai salah satu pilar penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional.

Prospek Kendali Pasar di Masa Depan

Meski saat ini kepemilikan saham di Bursa Efek Indonesia masih cenderung didominasi investor asing, arah perubahan sudah mulai terlihat. Kiswoyo optimistis dalam beberapa waktu mendatang, investor lokal bisa mengambil peran lebih besar.

“Asing mau beli kalau domestiknya jualan tetap indeksnya turun. Karena domestiknya lebih pegang kendali. Jadi mungkin ke depannya di kita juga akan seperti itulah,” tambahnya.

Dengan adanya tren positif pertumbuhan jumlah investor dalam negeri, pasar modal diharapkan semakin inklusif. Bukan hanya investor institusi besar, tetapi juga masyarakat ritel akan ikut merasakan manfaatnya.

Kekuatan investor domestik pada akhirnya akan menciptakan ekosistem pasar modal yang lebih stabil. Hal ini sekaligus memberikan kepastian bagi semua pihak bahwa Indonesia bisa mengurangi ketergantungan terhadap modal asing dan memperkuat pondasi keuangan nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index