JAKARTA - Kelurahan Petobo, Kota Palu, menjadi contoh nyata bagaimana pertanian lokal bisa berkembang melalui hilirisasi produk. Para petani di daerah ini berhasil menjaga produktivitas meski menghadapi tantangan seperti fluktuasi harga pasar dan perubahan cuaca. Salah satunya adalah petani lokal, Suwadi, yang berhasil memanen bawang merah dan seledri dari lahannya.
“Bawang Goreng 2 ton per bulan saya sanggup produksi, yang penting dibantu pemasarannya,” ujar Suwadi. Hasil panennya tidak hanya dijual segar, tetapi juga diolah menjadi Bawang Goreng khas Palu, yang kini diminati pasar lokal maupun luar daerah.
Pendekatan hilirisasi yang dilakukan petani seperti Suwadi menjadi contoh sukses pengembangan nilai tambah produk pertanian. Dengan mengolah bawang menjadi produk siap jual, petani dapat membuka peluang ekonomi baru, memperluas pasar, dan meningkatkan pendapatan keluarga.
Kolaborasi dengan Pemerintah untuk Kesejahteraan Petani
Suwadi menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan Pemerintah Kota Palu guna memberdayakan petani lain. “Kami siap bekerja sama dengan pemerintah agar petani di Kota Palu bisa lebih berdaya dan mendapat keuntungan yang lebih baik dari hasil panennya,” katanya.
Kerja sama ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pelatihan teknis pertanian, bantuan modal, hingga akses pasar. Dukungan pemerintah daerah dianggap sangat penting agar pertanian lokal berkembang secara berkelanjutan, menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat Kota Palu, sekaligus menjaga ketahanan pangan.
Dukungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah melalui Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) memberikan berbagai bantuan kepada petani bawang, termasuk penyediaan benih unggul, pupuk, dan pelatihan. Program ini terbukti berhasil meningkatkan produksi bawang merah hingga 20 persen pada beberapa tahun terakhir.
Selain itu, pemerintah juga berfokus pada pembangunan infrastruktur, khususnya irigasi. Ketersediaan air yang cukup menjadi kunci utama keberhasilan budidaya bawang merah. Infrastruktur yang baik memastikan produktivitas lahan tetap tinggi meski musim kemarau atau perubahan cuaca ekstrem terjadi.
Peran Swasta dalam Mendukung Petani
Kolaborasi dengan sektor swasta juga menjadi faktor penting dalam meningkatkan kapasitas produksi. Beberapa perusahaan, melalui program CSR, menyediakan bantuan modal, bibit, dan pupuk bagi petani. Misalnya, PT Citra Palu Minerals (CPM) membantu petani di Kelurahan Tanamodindi, Kota Palu, sehingga mereka dapat memaksimalkan lahan dan meningkatkan hasil panen.
Pendekatan ini memperlihatkan bagaimana sinergi antara pemerintah dan swasta mampu mendorong pertumbuhan sektor pertanian, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani secara langsung.
Potensi Produk Bernilai Tambah
Produksi Bawang Goreng skala rumah tangga menjadi contoh nyata hilirisasi produk yang berhasil. Dengan pengolahan lokal, produk pertanian memiliki nilai jual lebih tinggi dibandingkan hanya menjual bahan mentah. Hal ini tidak hanya meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar.
Suwadi berharap dukungan pemerintah terus mengalir, terutama terkait akses pasar dan pembinaan petani. Dengan demikian, pertanian lokal di Palu bisa terus berkembang, sekaligus menjadi sumber ekonomi yang berkelanjutan.
Perlindungan Indikasi Geografis
Upaya lain untuk meningkatkan nilai produk lokal adalah mendaftarkan “Bawang Goreng Palu” sebagai indikasi geografis. Langkah ini bertujuan melindungi produk khas daerah, memastikan keaslian dan kualitas, serta memberikan keuntungan ekonomis lebih besar bagi petani.
Dengan status indikasi geografis, produk ini dapat menembus pasar nasional dan internasional dengan harga yang lebih kompetitif. Perlindungan ini juga mendorong petani untuk mempertahankan kualitas dan memperluas produksi secara berkelanjutan.
Tantangan dan Peluang Pertanian Hortikultura
Meski produktivitas meningkat, petani Palu tetap menghadapi tantangan, seperti perubahan cuaca yang tidak menentu dan fluktuasi harga pasar. Namun, pendekatan hilirisasi, dukungan pemerintah, kolaborasi swasta, serta perlindungan indikasi geografis menjadi strategi penting untuk memastikan keberlangsungan usaha pertanian.
Potensi pengembangan bawang merah dan produk olahannya menunjukkan bahwa pertanian lokal di Palu bukan sekadar bertahan, tetapi mampu menjadi penggerak ekonomi masyarakat. Keberhasilan ini dapat menjadi model bagi daerah lain di Sulawesi Tengah maupun wilayah Indonesia lainnya.