pengertian teori warna

Memahami Pentingnya Pengertian Teori Warna dan Color Wheel

Memahami Pentingnya Pengertian Teori Warna dan Color Wheel
pengertian teori warna

JAKARTA - Pengertian teori warna penting dalam hidup karena warna adalah elemen yang selalu kita lihat dan kenali sejak kecil.

Terutama dalam bidang desain, pemilihan warna yang tepat memiliki peran krusial untuk menciptakan hasil yang menarik dan efektif. 

Salah satu panduan utama yang biasanya digunakan para desainer dalam memilih kombinasi warna adalah teori warna. 

Untuk memahami lebih mendalam tentang konsep ini, simak informasi berikut yang membahas pengertian teori warna secara lengkap.

Pengertian Teori Warna

Pengertian teori warna menurut Interaction Design Foundation adalah panduan bagi para desainer untuk menyampaikan pesan melalui warna kepada penggunanya. 

Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda terhadap warna; ada yang menyukai warna tertentu dan ada pula yang tidak. Namun, bagi pemilik bisnis, warna memegang peranan penting dalam membangun identitas merek mereka. 

Menurut 99Designs, dalam waktu kurang dari 90 detik, seseorang bisa menentukan apakah mereka menyukai suatu produk atau tidak, di mana 90% keputusan tersebut dipengaruhi oleh warna. 

Oleh karena itu, penting bagi desainer grafis untuk mampu memilih warna yang tepat dan menerapkan teori warna dengan baik.

Teori Warna Menurut Para Ahli

Dalam membahas warna, terdapat beberapa teori warna penting yang diperkenalkan oleh para ahli sebagai berikut.

Teori Sir Isaac Newton

Sir Isaac Newton adalah yang pertama mengemukakan teori warna. Melalui serangkaian eksperimen, ia menyimpulkan bahwa ketika cahaya matahari dipecah menjadi spektrum, akan muncul berbagai warna seperti merah, jingga, kuning, biru, dan ungu. 

Warna-warna ini juga bisa kita temukan pada pelangi.

Teori Brewster

Teori warna kedua berasal dari Brewster pada tahun 1831. Ia mengelompokkan warna menjadi empat kategori: primer, sekunder, tersier, dan warna netral. 

Kelompok warna ini disusun dalam lingkaran warna Brewster yang menjelaskan konsep warna komplementer, split komplementer, triad, dan tetrad. Lingkaran warna Brewster hingga kini masih banyak digunakan, terutama dalam bidang seni rupa.

Teori Munsell

Teori warna ketiga diperkenalkan oleh Munsell pada tahun 1858. Ia meneliti warna berdasarkan standar fisik dan aspek psikologis. 

Berbeda dengan teori sebelumnya, Munsell menyatakan bahwa warna utama terdiri dari merah, kuning, hijau, biru, dan jingga, sedangkan warna sekundernya meliputi jingga, hijau muda, hijau tua, biru tua, dan nila.

Pentingnya Teori Warna

Warna menjadi elemen krusial saat menciptakan produk, logo, atau desain untuk menyampaikan makna tertentu. 

Menurut Design and Promote, warna berfungsi untuk menghasilkan ide, menyampaikan pesan, menarik perhatian, serta membangkitkan emosi pengguna. 

Karena itu, teori warna sangat penting sebagai panduan yang wajib dipahami dan diterapkan oleh desainer. 

Selain itu, 99Designs menegaskan bahwa teori warna memiliki peran vital dalam branding, pemasaran, dan penjualan produk. 

Dengan memahami teori warna dan skema warna, seseorang dapat mengambil keputusan tepat untuk membangun citra merek yang efektif melalui desain.

Teori Warna dan Color Wheel

Dalam sejarah, pada tahun 1666 Sir Isaac Newton memperkenalkan konsep roda warna. Dalam roda tersebut, ia membagi warna menjadi tiga kelompok utama sebagai berikut.

Primer

Warna primer, menurut Hubspot, adalah warna dasar yang tidak bisa dibuat dengan mencampur dua warna lain. Contoh warna primer adalah merah, kuning, dan biru.

Sekunder

Berbeda dengan warna primer, warna sekunder tercipta dari campuran dua warna primer. Contohnya: oranye dari merah dan kuning, ungu dari merah dan biru, serta hijau dari kuning dan biru.

Tersier

Warna tersier lebih kompleks karena merupakan perpaduan antara warna primer dan sekunder. 

Untuk memahami warna tersier, penting mengenal warna primer dan sekunder terlebih dahulu, karena tidak semua kombinasi bisa digabungkan. Contohnya, magenta adalah perpaduan antara warna merah (primer) dan ungu (sekunder).

Tiga Warna Primer

Seperti yang kita ketahui, warna primer terdiri dari merah, kuning, dan biru, yang masing-masing membawa makna tersendiri. Berikut penjelasannya.

Merah

Warna merah sering dikaitkan dengan api, kekuatan, peperangan, cinta, dan gairah. Menurut Smashing Magazine, merah dapat memengaruhi tubuh dengan meningkatkan tekanan darah, pernapasan, dan metabolisme.

Di budaya Barat, maknanya berbeda, sedangkan di Tiongkok merah melambangkan kemakmuran dan kebahagiaan. Di beberapa budaya Timur, merah juga dipakai pengantin wanita sebagai simbol keberuntungan.

Kuning

Warna kuning biasanya dikaitkan dengan kehangatan, cahaya, dan energi, serta melambangkan kebahagiaan dan sinar matahari. Kuning juga menjadi simbol harapan, seperti penggunaan pita kuning untuk tentara di beberapa negara. 

Namun, arti kuning bisa berbeda, misalnya di Mesir kuning melambangkan berkabung, dan di Jepang warna ini menunjukkan keberanian.

Biru

Biru sering dipandang sebagai simbol kesedihan dalam bahasa Inggris, sekaligus mewakili ketenangan dan tanggung jawab. Warna ini juga punya konotasi spiritual dan keagamaan, seperti jubah biru Virgin Mary. 

Dalam desain, biru muda memberi kesan santai dan menenangkan, biru cerah menyampaikan energi dan kesegaran, sedangkan biru tua sering dipakai dalam desain perusahaan untuk menonjolkan kekuatan dan keandalan.

Atribut Warna

Warna yang beragam dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori yang dikenal sebagai sistem warna Prang System. Sistem ini juga disebut atribut warna dan pertama kali diperkenalkan oleh Louis Prang pada tahun 1876, yang terdiri dari tiga bagian:

Hue

Hue adalah istilah untuk menyebut nama sebuah warna, seperti merah, biru, hijau, dan lain-lain.

Value

Value mengacu pada tingkat kecerahan atau kegelapan sebuah warna, mulai dari putih hingga hitam.

Saturation atau Intensity

Saturation atau intensity, yang juga dikenal sebagai chroma, menggambarkan seberapa cerah atau suram sebuah warna tersebut.

Skema Warna

Selain teori warna dan roda warna, skema warna juga memiliki peran penting dalam penerapan pada produk atau materi pemasaran. 

Skema warna ini dikembangkan oleh desainer berdasarkan roda warna yang sudah ada. Menurut Usability Geek, skema warna dibagi menjadi beberapa kategori berikut:

Monokrom

Skema monokrom menggunakan variasi dari satu rona warna yang sama. Skema ini sederhana dan mampu menciptakan tampilan yang elegan.

Analog

Skema analog menggabungkan warna primer dan sekunder yang berdekatan. Skema ini memberikan kesan tenang dan nyaman, serta dalam dunia bisnis dapat mendorong konsumen untuk bertindak, seperti membeli produk atau layanan.

Complementary

Skema complementary memakai warna yang saling berlawanan di roda warna, misalnya merah dan hijau. Skema ini menciptakan kontras yang kuat dan mudah terlihat.

Triadic

Skema triadic menggunakan tiga warna yang tersebar merata di roda warna. Meskipun warnanya tidak selalu cerah, skema ini tetap menjaga kontras yang tinggi dengan penataan yang tepat.

Warna Panas dan Warna Dingin

Pada lingkaran warna, mulai dari warna primer hingga tersier, warna-warna ini bisa dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu warna panas dan warna dingin. 

Warna panas meliputi warna dari kuning kehijauan sampai merah, sementara warna dingin mencakup dari ungu kemerahan hingga hijau. 

Warna panas memberi kesan hangat dan terasa dekat, sedangkan warna dingin menciptakan nuansa sejuk dan terasa jauh. 

Sebuah karya seni dianggap memiliki komposisi warna yang harmonis jika perpaduan warnanya menghasilkan efek hangat hingga sedang.

Hubungan Antar Warna

  • Kontras komplementer adalah perpaduan dua warna yang saling berseberangan pada lingkaran warna, menghasilkan kontras paling kuat, seperti jingga dan biru.
  • Kontras split komplemen merupakan kombinasi dua warna yang agak berseberangan, contohnya jingga dengan hijau kebiruan.
  • Kontras triad komplementer melibatkan tiga warna pada lingkaran warna yang membentuk segitiga sama sisi dengan sudut 60 derajat.
  • Kontras tetrad komplementer, atau double komplementer, terdiri dari empat warna yang membentuk segi empat dengan sudut 90 derajat pada lingkaran warna.

Penerapan Dalam Kehidupan Sehari-hari

Setelah memahami berbagai teori dasar tentang warna, langkah berikutnya adalah menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contohnya adalah dengan memastikan bahwa warna pakaian yang kita pilih saling serasi. 

Untuk membantu dalam pemilihan ini, kamu bisa menggunakan roda warna sebagai panduan saat menentukan pakaian yang akan dipakai. 

Alternatif lainnya, kamu juga bisa mencetak roda warna dan menempelkannya dekat lemari supaya memudahkan saat memilih pakaian. 

Ada beberapa aturan sederhana yang bisa diikuti, seperti menghindari pemakaian lebih dari tiga warna sekaligus dan menyesuaikan penggunaan warna panas atau dingin sesuai dengan waktu atau situasi yang tepat.

Kriteria dalam Pemilihan Warna Desain

Dalam memilih warna, terdapat beberapa kriteria penting yang perlu diperhatikan, antara lain:

  • Pertama, pilih warna dengan latar belakang yang gelap agar elemen lain lebih menonjol.
  • Kedua, gunakan warna cerah untuk bagian depan (foreground) seperti putih, hijau, dan warna-warna terang lainnya.
  • Ketiga, hindari memakai warna coklat atau hijau sebagai latar belakang.
  • Keempat, pastikan tingkat kecerahan dan perpaduan warna antara foreground dan background memiliki kontras yang cukup.
  • Kelima, sesuaikan penggunaan warna dengan kebutuhan desain, terutama jika desain dibuat dalam format hitam-putih (b/w) dan tambahkan warna lain sesuai kebutuhan.
  • Keenam, pilih warna yang mampu menarik perhatian pengguna, menyampaikan pesan secara jelas, menunjukkan status tertentu, serta menghubungkan berbagai elemen dalam desain.
  • Ketujuh, hindari penggunaan warna pada pekerjaan yang tidak berfokus pada tugas utama (non-task). 

Namun, pada layar yang didominasi teks, warna dapat membantu pengguna dalam mencari atau membedakan bagian tertentu dengan lebih mudah.

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan pada Penggunaan Warna Desain

Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait penggunaan warna dalam desain interface:

  • Pertama, memperhatikan kondisi buta warna atau gangguan penglihatan warna pada pengguna.
  • Kedua, adanya monitor monochrome yang hanya mampu menampilkan satu warna saja.
  • Ketiga, pemakaian kode tambahan untuk meningkatkan tampilan antarmuka (interface).
  • Keempat, menjaga konsistensi dalam penggunaan warna agar desain tetap harmonis.
  • Kelima, membatasi jumlah warna yang digunakan, idealnya maksimal delapan warna, atau lebih baik lagi jika hanya menggunakan empat warna.
  • Keenam, memanfaatkan warna hitam-putih (b/w) atau abu-abu untuk tampilan interface.
  • Ketujuh, menggunakan warna untuk menampilkan variasi pada berbagai bagian di layar.
  • Kedelapan, desainer sering kali bekerja dengan empat hingga lima layar secara bersamaan untuk efisiensi.

Sebagai penutup, pengertian teori warna penting untuk dipahami agar kita bisa memanfaatkan warna secara efektif dalam berbagai desain dan komunikasi visual sehari-hari.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index