Jakarta - PT Sinar Terang Mandiri Tbk (IDX:MINE), perusahaan yang bergerak di sektor jasa penunjang pertambangan dan penggalian, melangkah lebih jauh dalam dunia bisnis dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 10 Maret 2025. Mengusung harga perdana saham sebesar Rp216 per saham, langkah ini menjadi penanda strategi besar perusahaan untuk memperkuat posisinya di industri pertambangan nikel yang kian dinamis, Selasa, 11 Maret 2025.
Dalam aksi Initial Public Offering (IPO) ini, PT Sinar Terang Mandiri Tbk menawarkan kepada investor sebanyak 612.665.300 saham, yang setara dengan 15% dari modal ditempatkan. Dengan harga perdana tersebut, perusahaan berhasil meraup dana segar senilai Rp132,3 miliar. Antusiasme investor menyambut IPO ini sangat tinggi, terefleksi dari permintaan pooling yang mengalami oversubscribe hingga 25 kali. PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk bertindak sebagai underwriter dalam aksi korporasi ini.
Direktur Utama PT Sinar Terang Mandiri Tbk, Ivo Wangarry, menegaskan bahwa langkah IPO ini menjadi momen strategis bagi perusahaan untuk memperbesar cakupan bisnis dan meningkatkan performa keuangan secara berkelanjutan. "Komitmen kami adalah menjalankan rencana bisnis yang telah kami sampaikan dalam prospektus dan menggunakan mayoritas dana IPO ini untuk memperkuat fundamental Perseroan," ungkap Ivo Wangarry.
Secara operasional, PT Sinar Terang Mandiri Tbk telah menunjukkan performa positif. Pada 31 Agustus 2024, perusahaan mencatat pendapatan sebesar Rp1,36 triliun, mengalami peningkatan signifikan sebesar 40,8% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp968,05 miliar. Meningkatnya pendapatan ini didukung oleh kenaikan total material movement dari penambangan nikel, yang naik 47,0% dari 6,7 juta bank cubic meter (bcm) di Agustus 2023 menjadi 9,8 juta bcm di Agustus 2024.
Ivo Wangarry mengatakan bahwa peningkatan jumlah alat berat pasca-IPO akan semakin meningkatkan kemampuan perusahaan dalam penambangan nikel, yang pada gilirannya akan berdampak langsung pada pendapatan Perseroan. "Berkembangnya ekosistem Electric Vehicle (EV/kendaraan listrik) dunia yang membutuhkan dukungan nikel memberi nilai tambah bagi Perseroan untuk meningkatkan keuntungan dalam jangka panjang. Sebagai pelaku bisnis, kami berharap juga dapat mendukung Indonesia sebagai bagian penting dari rantai pasok bahan baku baterai kendaraan listrik dunia," tambahnya.
Seperti diketahui, Indonesia merupakan salah satu produsen nikel terbesar di dunia, dengan cadangan yang mencapai sekitar 20% dari total cadangan global. Kondisi ini membuat investasi di sektor hilirisasi nikel semakin menggeliat, dan kebutuhan akan jasa penambangan nikel di Indonesia terus bertumbuh.
PT Sinar Terang Mandiri Tbk, yang telah berdiri sejak tahun 2004, memiliki pengalaman lebih dari dua dekade di industri jasa pertambangan, khususnya nikel. Perusahaan pertama kali mendapatkan kontrak jasa penunjang pertambangan nikel di Maluku Utara pada tahun 2007. Hasil kerja yang baik membawa perusahaan ini memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 pada tahun 2009, dengan kategori Quality Management System of Architectural and Civil Construction, Environmental Management, and Mining.
Memperluas jangkauannya, pada tahun 2014, PT Sinar Terang Mandiri Tbk mulai menggarap bisnis jasa pembuatan jalan (pavement) untuk area pertambangan. Bahkan, pada tahun 2017, perusahaan mendapat kepercayaan untuk mengerjakan jasa konstruksi Tol Manado-Bitung dari BUMN yang berkolaborasi sebagai anggota Gabungan Pengusaha Kontraktor Nasional (GAPEKNAS).
Hingga saat ini, perusahaan telah memiliki lebih dari 100 alat berat dari berbagai tipe untuk mendukung kegiatan operasional. Dengan satu kantor pusat di Jakarta dan satu kantor operasional di Manado, Sulawesi Utara, PT Sinar Terang Mandiri Tbk optimistis menatap masa depan dengan keyakinan bahwa langkah-langkah strategis ini akan membawa perusahaan melejit di sektor pertambangan nikel nasional maupun global.