JAKARTA - Sebanyak 18 orang dilaporkan tewas dalam insiden tragis di stasiun kereta api New Delhi saat ribuan orang berebut untuk naik kereta menuju festival keagamaan terbesar di dunia, Kumbh Mela, pada Sabtu malam 15 Februari 2025. Menurut laporan pihak berwenang, insiden ini menambah daftar panjang tragedi yang telah terjadi dalam sejarah penyelenggaraan Kumbh Mela.
Kumbh Mela, festival keagamaan yang dirayakan setiap 12 tahun sekali, menarik minat puluhan juta umat Hindu dari seluruh India dan mancanegara untuk berkumpul di kota utara, Prayagraj. Festival ini tidak hanya menjadi ajang pertemuan spiritual, tetapi juga memiliki catatan kelam terkait manajemen kerumunan massa, termasuk insiden mematikan yang terjadi bulan lalu, di mana sedikitnya 30 orang kehilangan nyawa dalam kerumunan di pertemuan suci di sungai Gangga, Yamuna, dan Saraswati.
Pada hari Sabtu, kepadatan di stasiun kereta api New Delhi sudah mulai terbentuk sejak sore, ketika ribuan umat bersiap untuk menempuh perjalanan menuju Prayagraj. Dalam kekacauan yang terjadi, kereta yang seharusnya mengantar umat Hindu tersebut justru menjadi saksi bisu dari tragedi memilukan ini.
"Saya dapat mengonfirmasi 15 kematian di rumah sakit. Mereka tidak mengalami luka luar yang fatal. Sebagian besar kemungkinan besar meninggal karena hipoksia, tetapi semua ini hanya dapat dipastikan setelah adanya autopsi," jelas Dr. Ritu Saxena, wakil kepala medis Rumah Sakit Lok Nayak di New Delhi, dilansir dari AFP. Ia menambahkan bahwa terdapat 11 orang lainnya yang mengalami luka-luka, sebagian besar dari mereka dalam kondisi stabil dengan cedera ortopedi.
Berbagai laporan media menyebutkan bahwa tiga orang tambahan turut menjadi korban dalam insiden tersebut, seperti yang dilaporkan oleh penyiar NDTV mengutip seorang pejabat rumah sakit di kota tersebut. Korban yang meninggal mayoritas didominasi oleh wanita dan anak-anak, kelompok yang paling rentan dalam situasi seperti ini.
Seorang porter yang telah bekerja di stasiun kereta api sejak tahun 1981 bahkan mengungkapkan, "Saya tidak pernah melihat kerumunan sepadat ini sebelumnya," tutur kuli tersebut kepada surat kabar Times of India. "Orang-orang mulai bertabrakan dan jatuh di eskalator dan tangga ketika peron kereta khusus yang berangkat ke Prayagraj tiba-tiba bergeser," tambahnya lagi.
Menteri Perkeretaapian, Ashwini Vaishnaw, segera memerintahkan penyelidikan tingkat tinggi untuk mengungkap penyebab pasti dari insiden yang merenggut banyak nyawa ini. "Kami telah menyiapkan banyak kereta khusus tambahan dari New Delhi untuk melayani arus besar umat yang ingin berpartisipasi di Kumbh Mela," ujar Vaishnaw dalam pernyataan resminya.
Perdana Menteri India, Narendra Modi, turut menyampaikan belasungkawa mendalam atas peristiwa tragis ini. "Pikiran saya bersama semua orang yang sedang berduka. Saya berdoa agar yang terluka segera pulih," tulis Modi di akun X-nya, mengekspresikan duka cita kepada keluarga korban.
Gubernur Delhi, Vinai Kumar Saxena, menegaskan bahwa personel manajemen bencana telah dikerahkan untuk menangani situasi darurat. "Semua rumah sakit siap siaga untuk menghadapi keadaan emergensi terkait insiden ini," tambahnya menjelaskan kesigapan pemerintah daerah dalam menangani krisis tersebut.
Kumbh Mela dikenal sebagai salah satu tonggak utama dalam kalender agama Hindu, berlangsung selama enam minggu dengan perkiraan 500 juta umat yang telah mengunjungi festival ini sejak dimulainya pada bulan lalu. Di balik kemeriahan dan keagungan spiritualitas yang mewarnai Kumbh Mela, insiden ini menyiratkan tantangan besar dalam manajemen kerumunan, yang menuntut penanganan lebih serius dari berbagai pihak agar tragedi serupa tidak terulang kembali di masa mendatang.