Harga Pangan Jakarta Naik Turun, Warga Diminta Cermat Berbelanja

Senin, 06 Oktober 2025 | 15:25:04 WIB
Harga Pangan Jakarta Naik Turun, Warga Diminta Cermat Berbelanja

JAKARTA - Fluktuasi harga kebutuhan pokok kembali terjadi di Jakarta. Pada awal pekan, Senin 6 Oktober 2025, sejumlah komoditas tercatat naik, sementara sebagian lainnya justru turun. Kondisi ini mencerminkan dinamika pasokan dan permintaan pangan di Ibu Kota yang masih belum stabil.

Data dari situs resmi infopangan.jakarta.go.id menunjukkan tren bervariasi: bawang putih, daging sapi, dan minyak goreng mengalami kenaikan, sementara cabe dan gula pasir justru menurun. 

Dengan situasi ini, masyarakat diimbau lebih cermat dalam mengatur kebutuhan belanja agar tidak terbebani lonjakan harga pada komoditas tertentu.

Kenaikan Harga Pangan di Beberapa Komoditas

Kenaikan paling mencolok tercatat pada bawang putih. Komoditas dapur yang hampir selalu ada di setiap masakan ini kini dijual dengan harga Rp 42.520 per kilogram, atau naik Rp 1.915 dibandingkan sehari sebelumnya.

Tak hanya bawang putih, daging sapi pun ikut merangkak naik. Daging sapi has paha belakang kini berada di harga Rp 141.000 per kilogram, naik Rp 1.467. Sedangkan daging sapi murni (semur) hanya naik tipis, yaitu Rp 380, sehingga saat ini dijual sekitar Rp 135.333 per kilogram.

Kenaikan juga terjadi pada minyak goreng curah, salah satu kebutuhan pokok rumah tangga. Harga terbaru tercatat Rp 20.380 per kilogram, naik Rp 454. Sementara itu, telur ayam ras yang biasanya relatif stabil ikut naik meski tipis, yakni Rp 54, sehingga menjadi Rp 29.683 per kilogram.

Meski sebagian kenaikan terbilang kecil, tetap saja berpengaruh pada pengeluaran keluarga, terutama bagi masyarakat kelas menengah ke bawah yang pengeluarannya lebih sensitif terhadap harga pangan harian.

Komoditas yang Mengalami Penurunan

Di sisi lain, kabar baik datang dari sejumlah bahan pangan lain yang justru mengalami penurunan harga.

Cabe merah besar menjadi komoditas yang turun paling tajam, dengan harga menyusut Rp 2.874 menjadi Rp 57.633 per kilogram. Disusul oleh cabe merah keriting yang turun Rp 1.240, serta cabe rawit hijau yang turun Rp 781 per kilogram.

Bawang merah pun terkoreksi turun Rp 959 menjadi Rp 41.977 per kilogram. Sedangkan gula pasir, salah satu kebutuhan manis harian, turun tipis Rp 58 menjadi Rp 18.463 per kilogram.

Penurunan harga paling menonjol justru terjadi pada ayam broiler. Jika sebelumnya berada di atas Rp 41.000 per ekor, kini harga ayam turun drastis Rp 3.020 sehingga menjadi Rp 38.480 per ekor. 

Kondisi ini cukup melegakan bagi rumah tangga karena ayam masih menjadi sumber protein utama bagi banyak keluarga.

Harga Beras Cenderung Berfluktuasi

Selain komoditas harian seperti bawang, cabe, dan daging, harga beras juga menunjukkan pergerakan variatif.

Beras IR I (IR 64) naik Rp 143 menjadi Rp 15.835/kg

Beras IR II Ramos naik Rp 158 menjadi Rp 14.965/kg

Beras IR III (Medium) turun Rp 209 menjadi Rp 13.656/kg

Beras IR 42 Pera naik Rp 225 menjadi Rp 16.042/kg

Beras Setra I Premium stabil di kisaran Rp 16.395/kg

Fluktuasi ini menunjukkan pasokan beras di pasaran masih relatif aman, meski ada sedikit penyesuaian harga pada beberapa jenis. Stabilnya harga beras premium juga menandakan ketersediaan stok masih terjaga.

Dinamika Pasar dan Implikasinya

Naik-turunnya harga pangan di Jakarta tidak terlepas dari sejumlah faktor, mulai dari distribusi pasokan, permintaan musiman, hingga pengaruh iklim.

Misalnya, harga cabe yang kerap turun naik dipengaruhi panen di sentra produksi, sementara daging sapi lebih terikat pada distribusi impor dan rantai pasok nasional.

Bagi masyarakat, kondisi ini menuntut strategi belanja yang lebih cermat. Keluarga dapat memanfaatkan momentum penurunan harga pada beberapa komoditas, seperti ayam dan cabe, untuk mengurangi pengeluaran. Di sisi lain, mereka juga harus siap menyesuaikan diri dengan kenaikan bawang putih, minyak goreng, dan daging sapi.

Pentingnya Pemantauan Harga Harian

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui situs infopangan.jakarta.go.id menyediakan update harga harian untuk memudahkan warga memantau pergerakan komoditas. 

Dengan informasi ini, masyarakat diharapkan bisa merencanakan belanja lebih efektif, misalnya memilih pasar atau jenis bahan pangan yang lebih sesuai dengan anggaran.

Upaya ini juga menjadi bentuk transparansi agar masyarakat tidak mudah terjebak permainan harga oleh pihak tertentu. Dengan data terbuka, konsumen lebih siap dalam menghadapi dinamika pasar.

Penutup

Fenomena fluktuasi harga pangan bukan hal baru bagi warga Jakarta. Namun, pada awal pekan ini terlihat jelas kontras antara kenaikan harga bawang putih, daging, dan minyak goreng dengan penurunan harga cabe, ayam, dan gula.

Masyarakat perlu lebih adaptif dalam menyikapi kondisi ini. Dengan strategi belanja yang bijak serta pemantauan harga secara berkala, beban pengeluaran rumah tangga bisa tetap terkendali meski pasar pangan terus bergerak dinamis.

Terkini