CDIA Genjot Ekspansi Maritim, Perkuat Ketahanan Bisnis Grup Prajogo

Senin, 06 Oktober 2025 | 12:46:57 WIB
CDIA Genjot Ekspansi Maritim, Perkuat Ketahanan Bisnis Grup Prajogo

JAKARTA - Dalam menghadapi dinamika ekonomi global yang kian fluktuatif, PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA), emiten milik taipan Prajogo Pangestu, terus memperkokoh posisi strategisnya di sektor logistik dan angkutan laut. 

Melalui serangkaian langkah korporasi bernilai triliunan rupiah, CDIA memperluas kendali terhadap bisnis pelayaran guna menegakkan ketahanan rantai pasok energi dan industri dalam negeri.

Manuver Strategis di Bisnis Pelayaran

CDIA mengumumkan peningkatan kepemilikan saham di dua anak usahanya, yakni PT Chandra Shipping International (CSI) dan PT Marina Indah Maritim (MIM) dengan total transaksi mencapai Rp2,68 triliun. 

Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar untuk memperkuat kapabilitas transportasi laut sekaligus memperluas integrasi logistik di bawah naungan Chandra Asri Group.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), terdapat empat objek transaksi yang saling berkaitan dan seluruhnya telah dilaksanakan pada 1 Oktober 2025.

Transaksi pertama berupa pemberian pinjaman CDIA kepada PT Buana Primatama Niaga (BPN) senilai maksimum Rp1 triliun, dengan bunga JIBOR 3 bulan + 1,75% dan tenor hingga 31 Desember 2032. Pembayaran bunga dijadwalkan setiap Maret, Juni, September, dan Desember.

Kemudian, PT CSI menerbitkan 18.138.724 saham baru dengan total nilai Rp2,72 triliun, yang diambil bagian oleh CDIA dan BPN. Adapun PT MIM juga menerbitkan 18.027.795 saham baru senilai Rp1,80 triliun. Terakhir, CDIA bersama anak usahanya, PT Chandra Samudera Port (CSP), melakukan pengambilalihan saham PT CSI dan PT MIM dari BPN senilai total Rp2,68 triliun.

“Dengan telah terlaksananya Objek Transaksi IV, maka kemudian PT BPN melakukan pelunasan pinjaman kepada perseroan atas objek transaksi I sehingga seluruh kewajiban PT BPN atas pinjaman kepada perseroan telah terlunasi,” jelas manajemen CDIA.

Pasca-transaksi, CDIA kini menguasai 99% saham di PT CSI dan PT MIM, sementara 1 lembar saham masing-masing entitas dipegang oleh PT CSP. Kedua perusahaan pelayaran itu kini menjadi anak usaha terkonsolidasi penuh di bawah kendali CDIA.

Dukungan Pembiayaan untuk Ekspansi Terpadu

Sebagai perusahaan holding, CDIA juga memperkuat dukungan finansial ke sektor penunjang logistik dengan memberikan pinjaman senilai Rp11 miliar kepada PT Redeco Petrolin Utama, berbungakan 8,11% per tahun dengan tenor 36 bulan yang dapat diperpanjang.

 Redeco menjalankan bisnis perdagangan besar bahan dan barang kimia serta aktivitas pergudangan dan penyimpanan yang berperan penting dalam rantai distribusi industri.

Langkah-langkah strategis ini mempertegas arah CDIA sebagai pemain logistik terintegrasi yang menghubungkan bisnis energi, kimia, dan manufaktur di bawah konglomerasi Prajogo Pangestu.

Kinerja Keuangan Melejit di Paruh Pertama 2025

Sebelum melakukan ekspansi besar ini, CDIA mencatatkan lonjakan laba signifikan pada semester I/2025. Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2025, pendapatan perusahaan mencapai US$66,87 juta, naik 41,94% year-on-year (YoY) dari US$47,11 juta pada periode sama tahun sebelumnya.

Peningkatan tajam juga terlihat pada EBITDA yang melonjak 468,3% YoY, dari US$12,6 juta menjadi US$71,9 juta. Dari hasil tersebut, laba bersih CDIA menembus US$67,84 juta, naik 330% dari US$15,77 juta pada semester I/2024. Jika dikonversi dengan kurs Rp16.129 per dolar AS, laba bersih tersebut setara dengan Rp1,09 triliun.

Menariknya, laba bersih tersebut bahkan melampaui pendapatan, berkat kontribusi besar dari pendapatan aset keuangan sebesar US$11,16 juta dan keuntungan lain-lain bersih senilai US$46,28 juta.

Logistik Jadi Pilar Utama Pertumbuhan

Direktur CDIA Jonathan Kandinata menilai capaian tersebut merupakan bukti ketahanan dan kedisiplinan strategi pertumbuhan perusahaan. 

“Laba bersih melonjak ditopang pilar logistik sebagai mesin pertumbuhan utama melalui akuisisi PT Marina Indah Maritim dan PT Barito Investa Prima [kini PT Chandra Investa Prima], yang memperluas jejak logistik terintegrasi CDI Group di laut dan darat,” paparnya.

Pada semester pertama 2025, CDIA juga telah menyelesaikan akuisisi PT Barito Investa Prima, serta mengoperasikan dua kapal pengangkut gas ethylene untuk memperkuat kapabilitas maritim sekaligus memperkokoh integrasi rantai pasok Chandra Asri Group di Indonesia dan Singapura.

Pemanfaatan Dana IPO dan Pendanaan Baru

CDIA mengalokasikan hasil initial public offering (IPO) senilai Rp2,4 triliun untuk mendukung ekspansi bisnisnya. Sekitar Rp0,9 triliun digunakan untuk menambah armada kapal, sementara Rp1,5 triliun dialokasikan untuk pengembangan tangki penyimpanan, pipa ethylene, dan fasilitas pelabuhan lainnya.

Selain dana IPO, CDIA juga memperoleh pinjaman jangka panjang Rp2 triliun dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) dan mendapat penyertaan modal tambahan senilai US$185 juta dari Chandra Asri Group serta EGCO Group.

“Secara keseluruhan, inisiatif ini memperluas kapasitas layanan, memperdalam integrasi rantai nilai, dan memperkuat peran CDI Group sebagai penggerak utama konektivitas regional dan solusi infrastruktur,” imbuh Jonathan.

Menopang Ketahanan Bisnis dan Rantai Pasok Nasional

Melalui berbagai langkah korporasi tersebut, CDIA tidak hanya memperkuat posisi finansialnya, tetapi juga berperan dalam menjaga ketahanan rantai pasok industri nasional. Integrasi sektor maritim dan logistik di bawah Chandra Asri Group menjadi fondasi penting bagi distribusi energi dan bahan baku industri di Indonesia.

Di tengah ketidakpastian global, strategi ekspansi CDIA membuktikan bahwa diversifikasi bisnis dan sinergi antar-entitas usaha merupakan kunci untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan jangka panjang. 

Dengan penguasaan penuh terhadap aset pelayaran, dukungan permodalan kuat, serta fokus pada efisiensi rantai pasok, CDIA menegaskan diri sebagai salah satu pilar utama dalam ekosistem logistik terintegrasi milik Prajogo Pangestu.

Terkini