JAKARTA - Tidur di ruangan ber-AC memang memberi kenyamanan dan membantu tidur lebih cepat.
Namun, AC menyerap kelembapan dari udara sehingga kulit, bibir, dan rambut bisa menjadi kering dan kusam. Mata pun bisa terasa gatal, kering, dan iritasi saat bangun tidur, terutama bagi bayi, anak-anak, dan lansia.
Kulit kehilangan elastisitas dan kelembapan alaminya akibat paparan udara dingin. Kondisi ini membuat kulit tampak lelah dan kurang sehat. Perawatan ekstra dan hidrasi yang cukup menjadi penting bagi mereka yang tidur sepanjang malam dengan AC menyala.
Mata yang kering juga bisa menimbulkan ketidaknyamanan saat beraktivitas. Pemakaian tetes mata atau menjaga jarak dari aliran langsung AC dapat mengurangi risiko iritasi. Dengan langkah sederhana ini, tidur tetap nyaman tanpa mengorbankan kesehatan mata.
Risiko pada Sistem Pernapasan dan Dehidrasi
Udara dingin dari AC dapat mengeringkan selaput lendir di saluran pernapasan. Tenggorokan terasa kering, hidung tersumbat, batuk, hingga mimisan bisa terjadi, terutama pada penderita asma atau alergi. Kondisi ini membuat kualitas tidur menurun dan risiko gangguan pernapasan meningkat.
Selain itu, tubuh tetap kehilangan cairan meski tidak berkeringat. Dehidrasi ringan bisa terjadi dan ditandai dengan sakit kepala atau rasa haus berlebihan saat bangun tidur. Minum air cukup sebelum tidur membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh dan mencegah efek negatif ini.
Udara kering juga memicu iritasi pada saluran pernapasan bagian atas. Mengatur kelembapan ruangan dengan humidifier atau semangkuk air dapat mengurangi risiko iritasi. Dengan perhatian ekstra, tidur di AC tetap aman bagi kesehatan sistem pernapasan.
Efek Negatif pada Otot, Sendi, dan Kualitas Tidur
Suhu dingin konstan dari AC dapat menyebabkan otot tegang dan kaku saat bangun tidur. Leher, punggung, dan bahu bisa terasa tidak nyaman, terutama bagi orang dengan masalah sendi atau artritis. Hal ini membuat tubuh lelah dan lesu meski tidur cukup lama.
AC yang terlalu dingin juga mengganggu siklus tidur alami tubuh. Tubuh akan bekerja ekstra menjaga suhu internal tetap stabil sehingga tidur terasa tidak nyenyak. Akibatnya, kualitas tidur menurun dan pagi hari bisa muncul rasa pusing, lelah, atau penurunan konsentrasi.
Selain itu, paparan AC langsung pada telinga dapat menyebabkan penyumbatan atau infeksi. Perubahan suhu yang tiba-tiba memengaruhi tabung Eustachius sehingga telinga terasa penuh atau bertekanan. Mengatur posisi tidur agar tidak terkena aliran langsung AC dapat meminimalkan risiko ini.
Cara Aman Menikmati Tidur Nyaman dengan AC
Tidur dengan AC tetap bisa dilakukan dengan bijak agar tetap sehat. Atur suhu ideal antara 24–26 derajat Celsius agar nyaman dan tidak terlalu dingin. Gunakan timer agar AC mati otomatis setelah beberapa jam untuk menjaga kelembapan dan mengurangi risiko dehidrasi.
Menjaga kelembapan udara juga penting. Meletakkan semangkuk air di sudut ruangan atau menggunakan humidifier dapat membantu kulit dan saluran pernapasan tetap lembap. Bersihkan filter AC secara rutin agar debu, jamur, dan bakteri tidak menyebar di udara.
Minum air sebelum tidur membantu tubuh tetap terhidrasi sepanjang malam. Dengan langkah-langkah ini, tidur dengan AC bisa tetap nyaman, aman, dan bebas efek samping. Mengetahui bahaya dan menerapkan tips sederhana memastikan tidur nyenyak tanpa mengorbankan kesehatan.