Petani Tanahlaut Raih Untung Besar Dari Panen Bawang Merah

Rabu, 17 September 2025 | 13:23:06 WIB
Petani Tanahlaut Raih Untung Besar Dari Panen Bawang Merah

JAKARTA - Sejak delapan tahun lalu, pembudidayaan bawang merah (Allium cepa) mulai dilakukan oleh kalangan petani di Kabupaten Tanahlaut, Kalimantan Selatan. 

Awalnya, hanya beberapa petani yang mencoba menanam bawang merah pada 2017. Salah satunya adalah Yadi, warga RT 6 Dusun 2 Desa Ambungan, Kecamatan Pelaihari, yang tetap bertahan hingga kini dan berhasil mengembangkan usaha budidayanya.

Panen Raya dan Dukungan Pemerintah

Pada Selasa kemarin, Bupati Tanahlaut, H. Rahmat Trianto, turut hadir pada panen raya bawang merah di lahan Yadi seluas 0,30 hektare. Panen ini menjadi bukti keberhasilan pembudidayaan bawang merah di wilayah tersebut. 

Kehadiran Bupati juga menunjukkan dukungan pemerintah daerah terhadap perkembangan pertanian lokal, sekaligus mendorong petani lain untuk menanam bawang merah secara berkelanjutan.

Kemudahan Budidaya Dibanding Pulau Jawa

Menurut Yadi, menanam bawang merah di Tanahlaut lebih mudah dibandingkan di Pulau Jawa. Dari pengalaman menanam sejak 2017 di Ambungan dan sebelumnya di Jawa, ia menyebut bahwa perawatan, pengolahan tanah, serta pengendalian hama lebih sederhana di Kalimantan Selatan. 

Yadi menambahkan bahwa gangguan hama ulat tidak selalu muncul, bahkan pada musim tanam terbaru ini tidak ada sama sekali.

Keuntungan dan Harga Jual Tinggi

Membudidayakan bawang merah sangat menggiurkan karena harga jual yang cenderung tinggi. Yadi menanam bawang merah tiga kali setahun karena masa tanam 60 hari. 

Luasan tanam yang sedang dipanen saat ini seluas 0,30 hektare, dengan estimasi hasil bersih panen sekitar tiga ton. Dengan harga Rp 30 ribu per kilogram, total pendapatan diperkirakan mencapai Rp 90 juta, sedangkan modal tanam hanya sekitar Rp 30 juta.

Produksi Stabil dan Tinggi

Produksi bawang merah Yadi rata-rata mencapai 30 ton basah per hektare, bahkan saat ini mencapai 34 ton basah per hektare. Hasil ubinan beberapa hari lalu memastikan produktivitas tetap tinggi. 

Saat dikeringkan hingga siap dijual, bobot bawang mengalami penyusutan sekitar 50 persen akibat kandungan air yang tinggi saat panen.

Potensi Ekonomi Lokal

Keberhasilan Yadi menunjukkan bahwa budidaya bawang merah dapat menjadi sumber pendapatan stabil bagi petani di Tanahlaut. Tingginya harga jual dan produktivitas yang baik menjadikan usaha ini menarik untuk dikembangkan oleh petani lain. 

Pemerintah daerah pun diharapkan terus memberikan bimbingan teknis serta dukungan fasilitas pertanian untuk memperluas budidaya bawang merah di Tala.

Tantangan dan Strategi Menghadapinya

Meski mudah dibudidayakan, keberhasilan menanam bawang merah tetap membutuhkan pengetahuan teknik budidaya. Beberapa petani yang belum menguasai metode tanam dan perawatan bawang merah kerap menghadapi kendala. 

Oleh karena itu, edukasi dan pelatihan menjadi kunci agar lebih banyak petani mampu menanam secara efisien dan menghasilkan panen berkualitas.

Peran Panen Raya sebagai Motivasi

Panen raya yang dihadiri Bupati juga berfungsi sebagai motivasi bagi petani lain. Dengan menyaksikan hasil panen yang melimpah, petani lain dapat terdorong untuk menanam bawang merah secara rutin. 

Hal ini diharapkan mampu meningkatkan ketahanan pangan lokal sekaligus memperkuat perekonomian masyarakat di desa-desa Tanahlaut.

Bawang Merah Menjadi Komoditas Strategis

Pembudidayaan bawang merah di Tanahlaut menunjukkan potensi besar bagi pertanian lokal. Kemudahan budidaya, harga jual tinggi, dan dukungan pemerintah menjadi faktor kunci keberhasilan. 

Ke depan, komoditas ini diharapkan terus berkembang dan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat petani di Kalimantan Selatan.

Terkini