Pertanian Berbasis Listrik Mulai Diterapkan di Berau

Senin, 23 Juni 2025 | 14:04:55 WIB
Pertanian Berbasis Listrik Mulai Diterapkan di Berau

JAKARTA - PT PLN (Persero) terus memperluas komitmennya dalam menghadirkan energi listrik yang tidak hanya sekadar menjadi sumber penerangan, tetapi juga penggerak produktivitas masyarakat. Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), PLN kini mulai mendorong penerapan smart farming atau pertanian cerdas berbasis teknologi listrik di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

Inisiatif ini diwujudkan melalui PLN Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Timur (UIP KLT) dan Unit Pelaksana Proyek Kalimantan Bagian Timur 2 (UPP KLT 2) yang menyalurkan bantuan teknologi modern kepada Kelompok Tani Harapan Mandiri di Kampung Buyung-Buyung, salah satu sentra pertanian padi di Kabupaten Berau.

Dalam program ini, PLN menyalurkan sejumlah peralatan berbasis listrik yang langsung dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan pertanian. Bantuan tersebut berupa satu unit drone pertanian DJI Agras, pompa air bertenaga listrik, dan mesin penggiling hasil panen berbasis listrik. Ketiga alat ini menjadi simbol nyata perubahan cara bertani yang lebih cerdas dan ramah lingkungan.

Menurut Manajer UPP KLT 2, Jefri, bantuan yang diberikan bukan sekadar alat pertanian, melainkan bagian dari misi PLN untuk mendorong transformasi pertanian tradisional menuju pertanian modern berbasis teknologi.

“Bantuan ini bukan sekadar alat, tetapi harapan agar petani kita bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Energi listrik kini menjadi bagian penting dalam pola bertani yang lebih efisien dan cerdas,” kata Jefri saat menyerahkan bantuan secara simbolis kepada kelompok tani setempat, disaksikan Kepala Kampung Buyung-Buyung dan tokoh masyarakat lainnya.

Buyung-Buyung Siap Jadi Model Inovasi Pertanian Listrik

Kampung Buyung-Buyung sendiri dikenal sebagai salah satu lumbung padi utama di Kabupaten Berau. Lokasinya yang strategis, dengan masyarakat yang terbuka terhadap inovasi, menjadikan kampung ini sebagai lokasi ideal untuk percontohan pertanian berbasis teknologi listrik.

Dengan adanya bantuan drone pertanian, proses penyemprotan pupuk atau pestisida bisa dilakukan lebih merata dan efisien. Pompa air listrik juga akan membantu petani mengatasi persoalan irigasi, terutama saat musim kering. Sementara mesin penggiling berbasis listrik mempercepat pengolahan hasil panen sehingga menghemat waktu dan tenaga.

“Teknologi yang kami salurkan akan membantu petani mengelola lahan lebih efisien, mengurangi ketergantungan pada tenaga manual, serta mengoptimalkan waktu dan sumber daya, sehingga hasil panen dapat meningkat secara signifikan,” lanjut Jefri.

Selain mempermudah pekerjaan para petani, penerapan teknologi berbasis listrik juga menjadi langkah konkret dalam menciptakan pertanian yang lebih ramah lingkungan, sekaligus mendukung upaya pemerintah dalam mempercepat transformasi digital di sektor pertanian.

Transisi Energi untuk Ketahanan Pangan

PLN memandang pertanian sebagai salah satu pilar penting dalam pembangunan ekonomi daerah. Oleh sebab itu, mendukung sektor ini melalui pemanfaatan energi bersih menjadi prioritas.

General Manager PLN UIP KLT, Raja Muda Siregar, menegaskan bahwa langkah PLN dalam menghadirkan teknologi berbasis listrik di sektor pertanian sejalan dengan visi besar pemerintah dalam mempercepat transisi energi menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.

“Transisi energi bukan hanya untuk industri atau transportasi. Pertanian pun harus ikut serta. Melalui pemanfaatan listrik, kita dapat memperkuat ketahanan pangan sekaligus menciptakan pertanian yang berdaya saing dan ramah lingkungan,” jelas Raja Muda Siregar.

Menurutnya, pertanian merupakan sektor strategis yang selama ini masih banyak mengandalkan cara-cara tradisional. Dengan mendorong petani agar menggunakan alat berbasis listrik, PLN ingin membuktikan bahwa manfaat energi tidak hanya dirasakan di kota-kota besar, tetapi juga menyentuh kehidupan masyarakat desa.

“PLN berkomitmen memastikan bahwa manfaat energi listrik dapat menjangkau pelosok dan menjadi bagian dari penggerak ekonomi desa,” tambahnya.

Listrik Bukan Hanya Penerangan, tapi Penggerak Ekonomi Desa

Program bantuan TJSL dari PLN ini juga mempertegas posisi PLN sebagai BUMN yang hadir untuk negeri. Di era modern ini, PLN menegaskan bahwa listrik tidak hanya sebagai sumber penerangan, tetapi juga sebagai motor penggerak inovasi, produktivitas, dan kemandirian ekonomi desa.

Transformasi ini tidak bisa dilakukan sendiri. Oleh karena itu, PLN mengajak seluruh elemen masyarakat, pemerintah desa, dan kelompok tani untuk bersinergi dalam memaksimalkan potensi yang ada.

Melalui kolaborasi tersebut, PLN berharap model smart farming berbasis listrik ini dapat menjadi percontohan di Kalimantan Timur. Dalam jangka panjang, model ini diharapkan dapat direplikasi ke berbagai wilayah lain yang memiliki potensi pertanian, khususnya di kawasan Kalimantan.

“Dengan semangat kolaborasi, kami optimistis smart farming berbasis listrik ini bisa berkembang dan menjadi bagian dari transformasi energi nasional menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan,” ujar Jefri lagi.

PLN Dorong Pertumbuhan Ekonomi Berbasis Energi Bersih

Sebagai perusahaan energi yang memiliki tanggung jawab sosial, PLN juga ingin memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi masyarakat tidak boleh mengorbankan kelestarian lingkungan. Penggunaan listrik untuk kegiatan pertanian merupakan langkah nyata untuk menekan penggunaan bahan bakar fosil serta mengurangi emisi karbon.

Ke depan, PLN berkomitmen untuk terus memperluas cakupan program serupa di berbagai sektor lainnya. Tak hanya pertanian, sektor perikanan, peternakan, dan industri kecil menengah (IKM) juga menjadi target pengembangan program berbasis energi bersih.

Dengan memanfaatkan energi listrik, masyarakat tidak hanya mendapatkan efisiensi biaya operasional, tetapi juga berkontribusi langsung terhadap agenda Net Zero Emission yang sedang didorong oleh pemerintah Indonesia.

Mendukung Perekonomian Desa dan Kesejahteraan Petani

Selain mendorong efisiensi produksi, program smart farming berbasis listrik dari PLN ini juga diarahkan untuk mendukung perekonomian desa secara menyeluruh. Dengan meningkatnya produktivitas pertanian, masyarakat desa berpotensi meningkatkan penghasilan dari sektor pertanian, memperluas akses pasar, hingga membuka peluang usaha baru berbasis pertanian olahan.

Dengan pertanian modern berbasis listrik, petani di Buyung-Buyung kini memiliki peluang lebih besar untuk meningkatkan hasil produksi mereka. Selain itu, efisiensi waktu dan biaya operasional yang dihasilkan juga memberikan ruang bagi masyarakat untuk berinovasi dan mengembangkan usaha turunannya.

Langkah ini juga sesuai dengan upaya pemerintah dalam membangun kemandirian pangan desa serta mewujudkan desa-desa produktif yang berkontribusi terhadap ketahanan pangan nasional.

Komitmen Jangka Panjang PLN untuk Daerah

Program bantuan smart farming berbasis listrik ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang PLN dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di berbagai daerah, khususnya kawasan Kalimantan Timur. PLN ingin memastikan bahwa energi listrik benar-benar menjadi solusi nyata bagi masyarakat, baik untuk meningkatkan produktivitas maupun sebagai sarana menuju kehidupan yang lebih baik.

Dengan terus memperluas program berbasis energi bersih seperti ini, PLN berharap dapat berkontribusi nyata terhadap percepatan transisi energi nasional, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

“Kami yakin bahwa sinergi antara energi listrik, inovasi teknologi, dan semangat gotong royong masyarakat akan menciptakan perubahan besar, khususnya bagi sektor pertanian di wilayah Kalimantan Timur,” tutup Raja Muda Siregar.

Terkini